Happy reading🙏
"Terkadang takdir memang tidak bisa untuk dihindari, tetapi takdir masih bisa untuk diajak kompromi! Xixi,"
|
Aurora Queen'silia Reganta
***
"Mama tu gimana sik? Katanya tadi ketemu klien tapi sekarang apa?" tanya seorang cowok yang sedang memandang mama-nya yang sedang terduduk disofa sambil menitikkan air mata. Arga, cowok itu menghela nafas kasar lalu mendekap Gita--ibunya dengan erat. Ia jadi merasa bersalah."Mama cinta sama dia!"
"Dari kapan?"
"Perasaan baru kemaren kita pindah ke Jakarta."
"D-dia itu teman SMA mama sayang! Dia dulu sekelas sama mama, kita memang udah deket dan saling suka dari dulu! tapi mama sadar saat itu mama itu hanya gadis miskin yang nggk punya apa-apa, dan orang tua om Sabian juga tidak merestui kami. J-jadi mama mutusin buat jauhin dia, saat lulus dan kuliah dia terus cari mama katanya, tapi mama nggk tau. Soalnya mama kuliah di luar negri dapet biaya siswa, mama ngejer cita-cita mama sampai sukses kek sekarang, punya anak-anak yang baik dan perhatian sama mama. Mama tau kamu khawatir kalau mama sakit hati kan, mama tau itu Arga, dan kalau kamu dan Aurora tidak setuju dengan lamaran om Sabian! Mama bakalan tolak demi kalian!" jelas Gita panjang lebar, Arga menghela nafas kasar kembali mendekap sang mama dengan kasih sayang.
Sedangkan dari arah anak tangga terakhir, terdapat Aurora yang sedang menahan air matanya. Apakah benar yang dikatakan Gita--ibunya, apa benar mereka saling mencintai. Takdir memang tidak ada yang tau, dan Aurora senang sekaligus terharu mendengar penjelasan mama-nya, ia tadi sempat menyangkal pikiran buruk tentang mama-nya oh tuhan! Ampunilah Aurora.
Aurora menyeka air matanya yang seketika menetes, rasa cinta yang tulus bisa ia lihat dari mata Gita--ibunya. Aurora harus berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada dia yang sudah melibatkan ibunya dalam misi, dan berakhir melihat ibunya bahagia. Dan satu lagi Aurora sangat berterimakasih kepada takdir, takdir yang membawa cinta sepasang kekasih yang berjauhan kini kembali lagi, dan itu lewat perantara Aurora. Aurora sangat senang.
"Dek!" Aurora terkesip mendengar panggilan dari Arga--kakaknya, segera mungkin ia merubah raut wajahnya dan berjalan kearah Sofa.
"Lho mama kenapa?" tanya Aurora berpura-pura panik, Gita segera menyeka air matanya lalu tersenyum melihat putri kesayangannya. Gita menepuk tempat disebelahnya menyuruh Aurora duduk, Aurora menurut ia duduk disebelah Gita sambil memeluk sang ibu.
"Arga setuju mah!" Aurora dan Gita menoleh mendengar seru-an dari Arga dengan kening mengkerut. "Setuju apa?" tanya Aurora melirik Arga dan Gita bergantian. Arga menoleh kearah Gita--ibunya, ia melihat ekspresi wajah Gita yang menggambarkan kebahagiaan yang tidak bisa ia bendung.
"Mama mau nikah lagi!" ujar Arga seakan-akan tau apa yang dipikirkan oleh adiknya, Aurora bungkam, diam seribu bahasa, ia tidak tau harus memberi reaksi apa. Gita yang melihat putri kesayangannya hanya diam menghela nafas kasar lalu mengelus kepala Aurora dengan lembut.
"Kalo kamu nggk setuju, mama bakalan nolak kok sayang!" Aurora yang mendengar ucapan sang mama pun menolehkan kepalanya menghadap sang mama. Entah kenapa ada rasa tidak rela dipikirannya, tapi ia segera tepis pemikiran itu, yang penting saat ini ibunya bahagia.
Aurora tersenyum, "Ora jugak setuju kok mah!" Aurora memeluk Gita erat, Gita dan Arga yang mendengar itu lantas tersenyum haru, Gita menyuruh Arga yang sedari tadi diam untuk ikut berpelukan, dengan senang hati ia mengikuti perintah sang ibu, untuk saat ini ia tidak ingin egois, kebahagiaan mama-nya lebih penting dari segalanya.
***
"BANG AKSA... LENDY BAWA MOCI NI!" teriak Rendy memasuki kamar Aksara sambil berlari, Aksara yang semulanya lagi berbaring lantas bangun dari tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA'RORA: Dendam (TAHAP REVISI)
Roman pour AdolescentsNo Plagiat Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang bernama, Aurora Queen'silia Reganta, yang ingin membalas dendam atas kematian kekasihnya. Bersikap polos dan menggemaskan hanyalah menjadi topeng keganasan dalam dirinya. Seringkali ia d...