Mumpung ada meeting ke luar kantor, Attala menyempatkan dirinya mampir ke kafe Chandana setelah menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Kebetulan tempat meeting-nya tadi dekat dengan kafe milik sahabatnya itu.
Attala disambut oleh seorang pramusaji wanita yang usianya masih berkisar 18 atau 19 tahun. Pramusaji itu mempersilakan Attala duduk di kursi yang berada di sudut, yang sudah menjadi tempat favorit Attala dan teman-temannya jika sedang berkumpul di sana.
Attala dan teman-temannya memang sudah dikenal baik oleh para pekerja Chandana.
"Zaky-nya di sini, Fel?" tanya Attala pada pramusaji bernama Felia itu.
"Iya, Kak, lagi di dalem. Nanti saya panggilin. Kak Attala mau minum apa? Kayak biasanya?"
"Yoi," jawabnya sambil menyungging senyum lebar sampai lesung pipinya tercipta begitu saja.
Felia pamit untuk menyiapkan pesanan Attala sekaligus memberitahu Zaky perihal kedatangan Attala.
Setelah selesai mengecek pembukuan bulan ini, Zaky keluar untuk menemui sahabatnya yang sudah menunggu di luar. Dia juga membawa iced cappuccino pesanan Attala yang baru saja selesai dibuat.
"Siang-siang udah sampe sini aja lo, cabut lo ya dari kantor?"
Tidak ada angin tidak ada hujan, Zaky menghampiri Attala dengan omelan khasnya. Dia meletakkan iced cappuccino yang dia pegang ke hadapan Attala lalu mengambil tempat duduk di depan sahabatnya itu.
"Temen dateng bukannya disapa baik-baik, malah di-salty-in. Udah baik ni gue ngelarisin kafe lo."
"Kafe gue udah laris tanpa lo ke sini juga."
"Dih, takabur. Setan lewat, dibuat bangkrut seketika mampus lo."
"Amit-amit, mulut lo."
"Ya, lagian, ngajakin berantem mulu hobi lo." Attala menyedot minumannya hingga habis setengah gelas.
Zaky melotot kaget, "Lo habis dari gurun apa gimana sih? Gitu amat minum kopi."
Sebagai penikmat kopi, Zaky memang sering protes jika teman-temannya minum kopi dengan cara diteguk cepat. Menurutnya kopi itu untuk disesap sedikit demi sedikit, baru terasa kenikmatannya.
"Mending lo minum es sirop kalo gitu cara lo minum kopi," begitu dulu protesnya pada Isha yang memang bukan penikmat kopi sejati.
"Panas banget di luar. Belum lagi stres ni sama kerjaan. Coding buat jaringan di kantor cabang baru gagal mulu."
"Lo masih jadi single fighter di sana?" tanya Zaky yang memang mengetahui Attala sebagai satu-satunya ahli IT di kantornya. Padahal kantornya yang bergerak di bidang e-commerce itu sedang berkembang pesat. Itu juga yang menyebabkan Attala belum bisa menyelesaikan kuliah sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best (boy)Friend √ [Completed]
Fanfiction"They say, boys and girls can't be bestfriends. Is it true? What if we could be one?" ---------------------- This work may contain harsh words and mature content. Be wise.