Attala berjalan menuju ruangannya usai menghadiri rapat yang membahas tentang project baru yang akan di-launching bulan depan. Kepala Attala rasanya mendidih karena permintaan Mas Denni yang makin hari makin aneh-aneh. Mana hari masih pagi.
Attala membuka pintu ruangannya dan mendapati seorang gadis berambut pendek sedang duduk membelakangi pintu ruangannya. Kedua tangan gadis itu saling bertaut di atas paha. Attala memperlebar langkah menuju meja kerjanya.
"Hai, sorry, udah lama nunggu?" tanya Attala begitu dia sampai meja kerjanya.
Gadis tersebut terlonjak kaget dan cepat-cepat bangkit dari duduknya kemudian mengangguk hormat pada Attala, "Tidak kok, Pak."
"Silakan, duduk," Attala yang sudah menempati kursi kerjanya, mempersilakan gadis di hadapannya untuk duduk kembali. Gadis itu pun menurut.
Attala mengambil satu map berkas yang ada di hadapannya lalu membuka dan membacanya dengan seksama. "Jadi, nama lo Hana Nirwasita?"
Gadis bernama Hana itu mengangguk membenarkan, "Iya, betul, Pak."
"Dan lo bakal magang di sini selama tiga bulan di bagian IT. Di sini. Di divisi gue."
Hana kembali mengangguk, "Betul, Pak."
Belum lagi masalah project baru terselesaikan, Attala sudah harus berurusan dengan anak magang. Dia memang sangat membutuhkan orang yang bisa membantu pekerjaannya. Tapi tidak saat ini juga, tidak saat dia sedang hectic-hectic-nya dengan project baru Efharis. Dan juga semestinya bukan anak magang.
Konsentrasi Attala seakan dipaksa untuk bercabang memikirkan project baru dan juga mengajari Hana tentang apa saja yang dikerjakannya sebagai staff IT Efharis selama ini. Seperti saat ini, dia diharuskan untuk interview Hana secara singkat, padahal pekerjaannya sedang antre menunggu untuk segera dikerjakan dan dilaporkan kepada Mas Denni.
Attala ingin komplain, tapi dia bisa apa kalau Mas Denni juga yang bertitah soal anak magang di depannya ini?
Kepala Attala bertopang di salah satu tangannya yang menyiku di atas meja, sementara tangan lainnya masih memegang CV milik Hana. Matanya pun masih fokus pada kertas tersebut, membaca sekilas data diri murid magangnya itu, "Oke. Lo mahasiswa Universitas Satya Dharma semester enam. Kayaknya baru kali ini Satya Dharma kirim anak magang ke sini. I mean, di bagian IT."
"Iya, Pak, saya yang pertama magang di bagian IT Efharis. Saya yang mengajukan diri untuk magang di sini."
"Kenapa harus Efharis?" Attala kini memusatkan perhatiannya pada Hana.
"Sebelumnya saya memang sudah banyak dengar cerita dari senior saya yang dulu pernah magang di Efharis. Saya makin tertarik karena saat ini Efharis sedang banyak dibicarakan sebagai salah satu perusahaan e-commerce yang paling baik di antara yang lainnya. Dan sebagai mahasiswa IT, saya ingin mengetahui lebih dalam sistem pemrograman dan jaringan di Efharis, sebab belum pernah ada yang meneliti tentang ini sebelumnya."
Attala manggut-manggut. Sebenarnya dia melakukan interview ini hanya sebagai formalitas belaka. Dia juga tidak terlalu konsentrasi dengan jawaban Hana barusan. Pikirannya saat ini hanyalah tentang pekerjaannya yang masih tertunda hingga sekarang.
"Oke. Lo bisa mulai magang hari ini. Meja lo di sana," Attala menunjuk satu meja di sudut ruangan tersebut, lengkap dengan satu set komputer PC di atasnya. "Karena gue hari ini bakalan sibuk banget sama project baru, kayaknya gue masih belum tau bakalan ngasih lo pekerjaan apa. Jadi lo mungkin bisa santai dulu hari ini. Atau bisa cari referensi tentang Efharis di perpus mini di lantai dua. Siapa tau ada yang berhubungan sama konsentrasi study lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Best (boy)Friend √ [Completed]
Fanfiction"They say, boys and girls can't be bestfriends. Is it true? What if we could be one?" ---------------------- This work may contain harsh words and mature content. Be wise.