Attala baru saja turun dari mobil CRV silver ketika namanya dipanggil oleh seorang wanita yang suaranya sangat familiar baginya. Lelaki itu terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan tersebut. Pura-pura tidak dengar adalah sikap yang sedang dia ambil saat ini.
Dia baru saja sampai kantor lagi setelah meeting dengan salah satu vendor yang akan memasang CCTV di kantor cabang baru yang rencananya akan beroperasi dalam beberapa bulan ke depan.
Attala terpaksa berhenti ketika langkahnya dipotong oleh perempuan yang sejak tadi memanggil namanya itu. Attala menatapnya malas, "Kenapa?"
"Dari tadi gue manggil lo."
"Nggak denger," balas Attala dengan nada datar dan kembali berjalan melewati gadis di depannya.
Gadis itu terkesiap dengan tingkah Attala yang terkesan mengabaikannya. Dia memutar tubuhnya lalu mengejar Attala dan menyamakan langkahnya di samping pria tinggi itu.
"Lo ganti mobil? Pantesan tadi pagi gue nggak liat mobil atau motor lo yang biasanya," ucap gadis itu berusaha untuk bersikap santai.
"Mobil cowoknya Eta," jawab Attala datar.
"Ck, Eta lagi," gumam wanita itu pelan.
Attala mendengar gumaman gadis yang berjalan di sampingnya itu. Seketika dia berhenti dan menoleh, "Kayra."
Gadis itu, Kayra, juga ikut berhenti dan menoleh saat Attala memanggil namanya. Dia membalas tatapan mata Attala.
"Gue minta mulai sekarang lo berhenti hubungin gue, dan nggak usah nyariin gue kayak gini. Kalau nggak ada hubungannya sama kerjaan, mending kita nggak usah ketemu," ujar Attala dingin.
Kayra membulatkan matanya, "Apa lo bilang? Berhenti hubungin lo? Nggak usah ketemu lagi? Lo kenapa sih, Ta? Kok tiba-tiba kayak gini?"
"..."
"Lo yang pertama deketin gue kalo lo lupa."
"Iya, gue nggak lupa."
"Terus kenapa? Bukannya lo deketin gue karena lo suka sama gue?"
"Mm-hm, iya. Tapi itu dulu. Sekarang nggak."
Alis Kayra menukik tajam tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Hah? Gimana maksud lo? Lo nggak bisa seenaknya kayak gini dong, Ta! Setelah lo deketin gue dan udah berhasil bikin gue nyaman, terus lo ninggalin gue gitu aja? Kenapa? Gue ada salah? Ngomong kalo emang gue ada salah."
Attala diam sejenak, masih menatap tajam netra Kayra yang terlihat marah dan sedih di waktu yang bersamaan. "Lo nggak salah. Gue cuma nggak bisa nerima orang yang nggak mau terima gue apa adanya."
"Maksud lo apa sih? To the point aja langsung, nggak usah muter-muter!"
"Intinya, gue nggak bisa masukin lo ke circle gue karena lo memilih untuk nggak menerima circle yang udah gue punya terlebih dulu. Jadi gue minta lo berhenti ngarepin gue. Sorry karena udah bikin lo sakit hati, tapi gue beneran nggak bisa lanjut sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best (boy)Friend √ [Completed]
Fanfiction"They say, boys and girls can't be bestfriends. Is it true? What if we could be one?" ---------------------- This work may contain harsh words and mature content. Be wise.