Jangan lupa vote dan follow sebelum membaca serta tinggalkan jejak di kolom komentar. Segala kritik dan saran akan aku tampung sebagai bahan pertimbangan
Hingga waktu menunjukan pukul 10 malam pun Devano belum menampakan batang hidungnya. Bianca sudah mencoba berkali kali menghubungi suaminya namun sama sekali tak membuahkan hasil. Bahkan semua teman teman Devano pun tak bisa dihubungi.
Kini Bianca merasa khawatir,apalagi di luar hujan cukup deras ditambah kondisi Devano belum pulih total saat deman beberapa hari yang lalu.
Bianca sudah tidak tahan,karena kekhawatiran nya kini sudah memuncak ia memutuskan untuk mencari Devano keluar. Bianca mengambil hodie dan sendal jepitnya lalu berlajan hendak keluar Apartemen hingga bunyi notifikasi muncul di layar hp nya.
Sebuah nomor tak dikenal mengirim pesan pada Bianca. Isi pesan itu menyuruhnya datang ke suatu tempat. Setelah itu notifikasi muncul lagi dan di sana terdapat Devano dengan wajah nya yang lebam dan sudut bibirnya yang berdarah.
Bianca mencoba mendial nomor itu,tapi sayang penculik nya tidak mengangkat tlfn nya.
Sontak saja Bianca panik lalu berlari keluar Apartemen nya menuju tempat yang diperintahkan oleh seorang tak dikenal.
Bianca langsung mencari taxi terparkit di sekitar gedung Apartemen nya lalu mencari alamat yang ditunjukan.
Di dalam mobil wajah khawatir Bianca semakin menjadi jadi. Pasalnya penculik itu kembali mengirimkan video Devano yang sudah lemas serta darah yang mengalir di pelipisnya.
"Apa gw lapor polisi aja ya?" gumam Bianca.
Setelah itu Bianca hendak mendial nomor polisi namun notifikasi kembali muncul. Di sana ia diperintahkan datang sendiri,jika ia berani lapor polisi maka Devano tak akan selamat.
Bianca semakin panik,ia baru saja menikah dan mana mau dia menjadi seorang janda secepat ini.
Alamat tersebut masuk ke sebuah perbukitan.
"Ini sepertinya jalan ke puncak" gumam Bianca saat ia sudah mendekati lokasi penculik Devano.
Sesampainya ia di sana Bianca hanya menemukan satu rumah kosong dan gelap. Rumah itu cukup besar dan mewah namun kelihatan nya sudah lama ditinggalkan.
Bianca tidak berani masuk,ia sangat takut kalau keadaan sudah gelap begini,apalagi ini hampir tengah malam. Namun Bianca memberanikan diri karena di dalam sana terdapat suaminya yang sedang dalam bahaya.
Ia berjalan memberanikan diri memasuki ke rumah kosong itu. Dengan hati hati ia melangkah masuk. Di dalam sangat gelap dan hanya ada lampu senter dari HP Bianca.
Tangan dan kaki nya bergetar hebat saat indera pendengaran nya mendengar suara barang pecah. Ia berfikir apakah itu hantu atau penculik nya?.
Saat tengah fokus terhadap masalah yang menimpanya,handpone Bianca kembali memunculkan satu notifikasi yang menyuruh Bianca naik ke rooftop.
Ia berjalan dengan hati hati takut jika salah satu penculiknya memukul Bianca dari belakang. Jam sudah menunjukan pukul 11:40 malam,itu artinya hampir tengah malam tepat.
Pikiran Bianca semakin menjadi jadi. Apakah penculik itu akan membuatnya sebagai tumbal? Pasal nya ia tak disuruh membawa uang seperti penculik pada umum nya.
"Aduh ini gw kok deg deg'an banget ya?" gumam nya.
"Bang Reno aca takut. Coba aja bang abang ada di sini bareng aca,pasti aca gak bakalan ngerasa takut kek gini" monolog Bianca berusaha menghilangkan segala ketakutan nya sambil menaiki satu persatu anak tangga yang menuju ke lantai atas.
"Bunda,mama, ayah,papa maafin Bianca karna belum bisa jadi anak dan menantu yang baik buat kalian" satu persatu bulir air mata mulai mengaliri pipi cantik nys.
Ia sudah memantapkan diri. Jika ini adalah akhirnya maka ia siap,karena ini memang tugas nya sebagai istri untuk menjaga suaminya.
Selangkah demi selangkah sudah Bianca lewati,hingga kini ia sudah berada di rooftop rumah itu.
Ia mulai mencari keberadaan suaminya dengan berbekal senter dari ponsel yang ia bawa. Hingga ia mendengar suara rintihan Devano.
"Vano?" panggil Bianca. Namun ia tak mendapatkan sahutan. Bianca kembali memanggil Devano.
"VANO,LO DIMANA?" teriak Bianca.
"Caa" panggil Devano lirih. Bianca mendekati sumber suara itu. Di sana ia melihat suaminya yang diikat di kursi bekalang bak air yang besar dan tinggi. Pantas saja dari tadi Bianca tak melihatnya.
Bianca langsung menghampiri Devano dengan wajah khawatir.
"Vano kok lo bisa kek gini?" tanya Bianca panik. Ia ingin melepaskan ikatan di tubuh Devano namun dihentikan oleh Devano sendiri.
"Kenapa?" tanya Bianca bingung.
Thank u for 1,03k gaiss,i love uuuuuuu💜💜💜💜💜💜💜
Maaf telat up wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH?!✔️
Любовные романы[COMPLATE] 🔞+ di beberapa part . . . . . . . 26 April 2021- 28 Mei 2021 Males revisi aku gais,maapkeun😭✋