NIKAH?!-21

26K 896 9
                                    

Jangan lupa vote dan follow sebelum membaca serta tinggalkan jejak di kolom komentar. Segala kritik dan saran akan aku tampung sebagai bahan pertimbangan







Dua bulan sudah sejak kejadian ulang tahun Bianca. Kini pasangan suami istri muda itu semakin dekat.

Devano sudah mengambil alih sebagian perusahaan ayah nya sambil kuliah. Bianca memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus Devano. Padahal suaminya sudah membujuk dia untuk ikut kuliah,tapi ditolak.

Teman teman Devano seperti Fero,Rafa,Dodi dan Radit semua satu kampus dengan Devano berbeda dengan Reina yang kuliah di luar negeri.

"CAAAA DASI GW KOK ILANG?" teriak Devano dari dalam kamar.

Bianca yang sedang memasak sarapan di dapur harus menghentikan kegiatan nya. Inilah alasan kenapa ia memutuskan untuk tinggal di rumah. Bayangkan saja jika dia kuliah, Devano tak akan bisa mengurus diri nya sendiri.

Bianca berjalan ke kamar mendekati suaminya.

"Dasi yang mana?" tanya Bianca.

"Itu lo ca dasi kesayangan gw yang item itu" kata Devano sambil mengubrak abrik isi lemari.

"Vano! Baru kemarin gw rapihin tu lemari sekarang lo berantakin lagi!!" itulah kebiasaannya. Ia yang berulah,Bianca yang merapikan.

"Minggir biar gw yang cari" kini tangan Bianca terulur untuk mencarikan dasi suaminya.

"INI APA VANO?! BUTA MATA LO? DASI DEPAN MATA LO NYARI NYA SAMPEK KE PARIS. GAK SEKALIAN AJA LO NYARI NYA SAMPEK KE JERMAN BIAR GW BISA NITIP SALAM SAMA ORANG TUA GW?!" kesal Bianca. Pasal nya ini bukan pertama kalinya Devano seperti ini. Rasanya hampir setiap hari ia harus teriak teriak karena ulah lelaki itu.

"Ya sorry ca,namanya juga gak liat hehe"Devano hanya bisa memasang wajah tanpa dosanya pada Bianca. Sedangkan istrinya itu sudah kesal setengah mati.

"Ca" panggil Devano.

"Apa lagi vano?"

"Pasangin dong" Devano mendekatkan badan nya ke arah Bianca dan sedikit menunduk agar dia bisa memasangkan dasi untuk Devano.

"Nyusahin,itu sarapan di dapur gosong gara gara lo" itulah keseharian pagi Bianca dan Devano. Walaupun kesal pada Devano namun ia tetap melakukan pekerjaan nya dengan baik.

"Udah" kata Bianca yang sudah selesai memasangkan dasi.

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir mungil Bianca. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si suami.

"Ih apaan sih Vano masih pagi juga" kata Bianca lalu segera pergi dari kamar untuk melanjutkan kegiatan memasaknya.

Devano tersenyum gemas melihat Bianca salah tingkah seperti itu.

Kini mereka berdua duduk di meja makan untuk memulai sarapan mereka.

"Ca lo serius gak mau kuliah?" tanya Devano.

"Lo udah nanyak itu lebih dari 4x Vano" kata Bianca jujur.

"Ya cuma mau mastiin aja ca. Kan gw bakalan sibuk banget kalau udah kuliah,ditambah kerjaan di kantor nanti. Takut nya lo bosen sediri di rumah" jelas Devano.

"Kalau bosen ya pasti. Tapi kan bunda sering ke rumah,biasanya juga kak Vanya nitipin Aldo ke gw jadi gw kan gak sendirian di rumah" jelasnya.

vanya itu anak dari saudara ayah nya Devano. Tepat nya dia adalah keponakan Baskara,sedangkan  Aldo adalah anak nya yang berusia 4 tahun.

"Yaudah ca kalau itu keputusan lo gw gak bisa maksa" ucap Devano.

Saat sedang menikmati sarapan tiba tiba suara gaduh datang dari arah pintu.

"Masih pagi aja udah di datengin cecurut" gumam Devano.

"Hai gais" ucap Rafa heboh.

"Masih pagi gak nerima tamu" sindir Bianca.

"Yaelah ca,gak boleh gitu kali sama kita. Harusnya lo kasi minum kek,atau ajak makan gitu" ucap Radit.

"Gak ya,kalian makan nya itu ngabisin beras nya sekarung" kata Bianca.

"Udah sih tinggal ambil aja,mama aca masak nya kan banyak" ucap Fero yang tak tau dirinya langsung mengambil nasi di atas meja makan.

Bianca menghela nafas pasrah,sedangkan Devano hanya bisa menatap nanar makanan yang sudah ludes di depan nya.

"Kalian pagi pagi ngapain sih ke sini?" tanya Devano.

"Biasa orang gabut" sahut Dodi.

"Ada ya orang gabut numpang sarapan di rumah orang" sindir si pemilik rumah,Bianca.

"Adalah mah,kita contoh nya" ucap Rafa.

"Mah mah tai kebo" jijik Bianca.

"Lo kan mama nya kita dan Devano itu papa kita terus kita anak anak nya jadi lo gak boleh gitu ca" ucap Fero.

"Amit amit deh gw punya anak kayak kalian" semua yang ada di sana tertawa.

Sarapan pagi ini di isi oleh lelucon Dodi dan kekesalan Fero karena Adit yang selalu menjahilinya.

Itu bukanlah kejadian pertama kali teman teman Devano datang untuk menganggu. Tapi sudah hampir setiap hari,bahkan biasanya mereka datang malam malam untuk menginap dan menganggu pasangan muda itu.

"Lo gak kuliah Van?" tanya Fero.

"Gw ngambil kuliah sore,pagi ini gw ada rapat sama klient dari Jepang" kata Devano.

"Kalian kuliah pagi?" tanya Bianca dan diangguki oleh semua teman teman Devano.

Rafa dan fero mengambil jurusan Satra. Dodi mengambil jurusan Kedokteran,dan radit mengambil jurusan Hukum,sedangkan Devano jurusan Bisnis.








Jngn lupa vote

NIKAH?!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang