NIKAH?!-15

26.4K 918 10
                                    

Jangan lupa vote dan follow sebelum membaca serta tinggalkan jejak di kolom komentar. Segala kritik dan saran akan aku tampung sebagai bahan pertimbangan









Setelah selesai berisap,Bianca langsung memesan taxi online untuk berangkat ke airport. Ia langsung pergi tanpa izin terlebih dahulu karena masih merasa kesal.

Karena masih jam setengah tiga sore sedangkan perjalanan menuju ke Airport hanya membutuhkan waktu 40 menit jadi ia berniat singgah sebentar di cafe dekat sana untuk sekedar minum teh.

Sedangkan di rumah Devano sudah merasa agak mendingan setelah minum obat dan tidur sebentar. Ia bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan air hangat lalu berjalan menuju daput mencari air untuk ia minum.

Devano melihat pintu kamar Bianca yang sedikit terbuka. Ia berniat meminta maaf atas kesalahan yang di lakukan nya bahkan di awal pernikahan mereka.

Saat Devano masuk ia tak melihat keberadaan istrinya. Ia mengecek kamar mandi juga tak kunjung menemukan Bianca,bahkan Devano mencoba menghubungi Bianca namun tidak aktif.

Pikiran nya sekarang adalah apa Bianca sangat kecewa dan memang berniat pisah darinya? Tidak tidak.

Devano panik lalu mencoba menguhubungi orang terdekat Bianca. Yang pertama terlintas di otak dLDevano adalah sepupunya Reina.

"Halo na,Bianca sama lo gak?"

"Lah bukan nya sama lo? Tadi Bianca sempet telfon gw nyuruh nemenin dia. Tapi gw lagi sama doi jalan jalan jadi gw gak bisa ke sana. Emang kenapa? Jangan jangan lo berantem ya sama Bianca terus Bianca pergi dari rumah?!" marah Reina dari seberang sana.

"Cerita nya panjang. Yaudah kalau lo emang gak liat gpp,gw usahain nemuin dia" Devano langsung memutus panggilan telfon nya dengan Reina karena jika ia masih menelfon pasti saja Devano mendapat ceramah panjang lebar dari sepupunya itu.

Devano tidak berani menghubungi orang tua Bianca maupun bang Reno. Tunggu,bang Reno?

"Bang Reno sekarang berangkat ke luar Negeri. Apa jangan jangan Bianca bakalan ikut ke luar negeri juga karena marah sama gw?" gumam nya frustasi.

Ia segera menyambar kunci mobil nya lalu melaju menuju Airport. Jam sudah menunjukan pukul lima sore.

Jalanan menuju Airport juga lagi macet. Ini semakin membuat Devano mengerang frustasi. Ia masih mencoba menghubungi Bianca tapi jawaban nya tetap sama.

Devano mempercepat laju mobil nya,ia sudah mendapatkan pesan dari abang Reno kalau ia akan take off pukul 6 sore.

Akhirnya sebelum jam 6 Devano sampai dengan langkah terburu buru mencari keberadaan sang istri.

Setelah muter muter nyari akhirnya sosok Bianca istrinya itu ketemu sedang menyeret koper.

"BIANCA!" Teriak Devano langsung berlari memeluk Bianca dari belakang.

Bianca langsung kaku setelah merasakan pelukan dari suaminya. Apa ini? Batin nya.

"Akhirnya gw nemuin lo juga" kata Devano.

Bianca hanya diam karena masih terkejut dengan kejadian tadi.

"Ca,maafin gw ca" Devano berlutut di kaki Bianca.

"Gw tau gw salah. Jangan tinggalin gw ca,kita baru nikah sehari masa udah main pisah?" kata Devano sendu. Melihat posisi Devano semua orang yang ada di sana mengarahkan pandangan ke mereka berdua.

Menyadari itu Bianca menarik tangan suaminya untuk bangun.

" lo apaan sih?" tanya Bianca.

"Gw minta maaf ca,gw mohon lo jangan pergi. Gw janji bakalan nurut sama lo" mohon Devano.

"Yang bilang pergi siapa oon?"

"Terus lo nyeret koper gini buat apa?" tanya Devano. Ia kira istrinya akan pergi meninggakan dia sendiri.

"Ini tuh milik bang Reno. Dia lagi ke toilet sama papa. Kalau mama lagi beli makan,laper katanya" jelas Bianca. Devano hanya mengangguk setelah itu ia bersyukur ternyata Bianca tidak berniat meninggalkan nya.

"Aca,eh ada Vano" Wijaya datang dengan Reno di samping nya.

"Vano kok kamu keringetan gitu? Kata Bianca kamu masih sakit,kok bisa di sini?" tanya papa mertuanya.

"Hehe,Vano undah mendingan kok pa,Vano mau nyusul Bianca aja"

"Ohh yaudah mumpung kamu juga di sini papa mau pesen sama kamu. Tolong jaga Bianca baik baik ya,inget!" Devano hanya mengangguk tanda iya.

"Eh ada menantu mama" Lena datang dengan membawa minuman di tangannya.

"Hai ma" sapa Devano.

"Katanya kamu sakit,kok kamu bisa ke sini? Mana keringetan lagi yaampun,ca itu suami kamu keringetan gitu usapin kek keringetnya kasian tuh mana lagi sakit" ucap mamanya.

Bianca memutar bola matanya malas lalu berjalan ke arah Devano untuk mengelap keningnya dengan tisu.

Deg

Ini pertama kali Bianca melihat wajah suaminya dari jarak dekat. Memang benar apa yang di katakan anak anak di sekolah. Devano begitu tampan dengan rahang tegas dan hidung mancungnya dan tak lupa sorot mata tajam nya.

"Gw tau gw ganteng,gak usah bengong gitu" fix Devano sudah sembuh kalau sifat sombong nya sudah keluar.

Setelah acara berpisah dengan abang dan orang tuanya,Bianca serta Devano kembali pulang ke Apartemen mereka.













NIKAH?!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang