Jangan lupa vote dan follow sebelum membaca serta tinggalkan jejak di kolom komentar. Segala kritik dan saran akan aku tampung sebagai bahan pertimbangan
Sekarang Bianca sudah siap dengan koper yang di seretnya. Ia juga sudah tidak terkejut lagi dengan hadiah yang diberi oleh para orang tuanya.
"Kamu jaga diri baik baik ya ca,jangan lupa kunjungin mama sama papa" kata Lena sedih.
"Udah ma,giliran kek gini aja mama sedih,kalau gak mau aca tinggalin ngapain nikahin aca?" tanya Bianca sendu.
"Ini kan demi kebaikan kamu ca" ucap papanya.
Bianca hanya diam.
"Udah dari pada sedih sedihan mending kalian berangkat sekarang,itu pak supirnya udah nunggu kalian" kata bunda.
"Iya bun kami brangkat dulu ya" ucap Devano.
Merekapun menyalami punggung tangan orang tua mereka.
Tatapan Bianca jatuh pada mata Reno yang terlihat sekali ia memancarkan kesedihan pada matanya. Bianca langsung menghambur ke pelukan Reno.
"Abanggggg" tangis Bianca.
"Ehh kenapa nangis ini?"kaget Reno melihat adik nya nangis sesenggukan.
"Abang,aca gamau pisah sama abang"
"Aca,abang harus kuliah. Abang janji nanti bakalan selalu kabarin aca. Kalau abang libur abang pasti pulang kok"
"Janji ya" Bianca mengacungkan jari kelingkingnya dan Reno mengaitkan jari kelingking nya pada jari Bianca.
"Janji" Reno mengusap air mata Bianca. Semua orang yang ada di sana terharu melihat sikap Reno pada sang adik. Walaupun suka sekali saling mengejek tapi lihatlah betapa saling menyayanginya mereka.
"Yaudah aca pergi dulu ya" pamit Bianca.
"Hati hati ya aca" kata semua yang ada di rumah itu.
Kini giliran Devano sekarang berpamitan dengan Reno.
"Bang,gw pamit dulu ya. Lo juga hati hati di sana,jangan lupa kabarin Bianca biar dia gak sedih terus nanti" kata Devano lalu dibalas pelukan ala cowok oleh Reno.
S
E
K
I
PSekarang mereka tengah berada di Apartemen baru. Apartemen mereka cukup mewah dengan fasilitas dua kamar tidur,dua kamar mandi,satu ruang tamu,satu dapur yang sudah lengkap dengan segala peralatan serta bahan bahan nya.
"Ca,lo mau kamar yang mana?" tanya Devano.
Ia tau kalau istrinya belum siap tinggal satu kamar demgan nya.
"Kamar yang sebelah kiri aja" jawab Bianca.
"Yaudah,berati gw yang sebelah kanan" kata Devano lalu melangkah menuju kamarnya. Begitu pula dengan Bianca yang mulai menata bajunya di lemari besar.
Setelah Bianca selesai dengan tugasnya. Ia merasa bosan lalu mencoba mengunjungi kamar Devano yang terletak di sebelahnya.
Saat Bianca membuka pintu ia melihat Devano yang tertidur tanpa merapikan isi kopernya.
Sebagai istri yang baik Bianca berjalan mendekati lemari lalu menata baju baju Devano di lemari yang sudah ada di sana.
Belum selesai mengatur baju tiba tiba ia merasakan sakit yang teramat pada perut bagian bawahnya.
"Awhhh" ringis Bianca
Devano yang mendengar rintihan Bianca terbangun lalu kaget melihat istrinya yang sudah tersungkur di lantai.
"Caa,lo kenapa ca?" Bianca tidak menjawab,ia hanya bisa merintih kesakitan.
"Ca kita ke rumah sakit aja ya" panik Devano lalu segera menggendong Bianca. Tapi Bianca menahan tangan Devano.
"Kenapa ca?" tanya Devano masih dengan wajah panik.
"Gw lagi dateng bulan Vano,ini biasa awhh" ringis Bianca lagi.
"Ambilin gw pembalut di lemari gw paling bawah ya,shh sakit banget"
Devano mengangguk lalu memapah Bianca menuju sofa di kamarnya dan berjalan cepat menuju kamar Bianca untuk mencari benda itu.
Setelah Bianca selesai memakainya perut Bianca semakin terasa sakit.
"Vanooo" teriaknya kesakitan.
"Caa gw bingung harus apa ca,lo udah kayak mau lahiran aja" kata Devano ikut meringis melihat Bianca meremas kemejanya.
"Sa-kit banget Vano awhhh"
"Kita ke rumah sakit aja ya" tawar Devano lalu Bianca menggeleng.
"Gapapa kok. Ini palingan cuma dua sampek tiga hari aja" Devano tercengang mendengar itu. Dua sampek tiga hari menahan sakit? Gila emang tuh cewek.
"Ambilin kotak obat dong Van" suruh Bianca.
Devano berlari ke sana kemari untuk mencari keberadaan kotak obat itu. Karena ini rumah baru jadi Devano tidak tau apakah ada kotak obat apa tidak.
Seperti biasa benda apapun yang sedang dibutuhkan pasti menghilang. Udah kayak temen.
"VANO CEPETAN SAKITT!" teriak Bianca dari kamar.
Setelah keliling mencari kotak itu akhirnya Devano menemukan nya lalu memberikan pada istrinya.
Bianca segera meminum obat pereda nyeri agar tidak terlalu sakit karena pekerjaan nya belum selesai. Jadi ia tak mungkin menahan nya seharian lebih.
"Mending lo istirahat dulu di kamar gw. Biar gw aja yang masak" kata Devano dengan wajah sombong karena ingin terlihat seperti suami yang sangat serba bisa.
Bianca menatap Devano tidak yakin kalau ia bisa memasak. Tapi Devano meyakinkan Bianca kalau ia pasti bisa.
Yang benar saja,baru Bianca ingin memejamkan mata sebuah suara gaduh terdengar di telinganya.
Bianca mencoba tidak memerdulikan nya,ia berfikir itu hanya panci yang jatuh.
Setelah beberapa menit dan sakit perut nya sudah mendingan tiba tiba terdengar suara piring pecah dari dapur.
Bianca bangun terburu buru karena takut Devano kenapa napa. Dan yang benar saja,Devano sedang meringkuk ketakutan seperti orang bodoh di pojokan.
Gais ada yang sama kayak bianca gak? Tiap dateng bulan pasti sakit perut? Gw juga gitu huhu ㅠ_ㅠ tiap dateng bulan hampir pingsan terus wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH?!✔️
Romance[COMPLATE] 🔞+ di beberapa part . . . . . . . 26 April 2021- 28 Mei 2021 Males revisi aku gais,maapkeun😭✋