BAB 2

2.7K 221 0
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE.

Indira sedang sibuk membereskan
barang-barangnya di kosan, karena hari ini ia akan pindah ke kosan yang dekat dengan restaurant.
Karena harus menghidupi dirinya sendiri Indira tidak bisa pilih-pilih soal pekerjaan, meskipun ia lulusan universitas yang dengan suka rela bekerja di sebuah restaurant.

Indira sama seperti elina yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Namun mereka tidak di panti asuhan yang sama ia dan elina saling bertemu saat dibangku sekolah dasar.
Meski sebenarnya indira masih punya saudara namun ia lebih nyaman tinggal di panti asuhan bersama dengan adik-adik yang ia sayangi.

Untuk menghemat pengeluarannya indira mencari kosan yang cukup dekat dengan tempat ia bekerja. Setelah seminggu menunggu kosan yang ditujunya akan kosong akhirnya hari ini indira bisa pindah kesana.

"Jadi gue sendirian nih ceritanya.. elina uda nikah sama devan.. kan gue kagak mungkin sambat lagi sama itu anak.."gumam indira yang tengah memasukkan baju-bajunya ke dalam tas.

"Looooo mau pindah kenapa gak kasih kabar gue sih ra.." teriak elina di depan pintu kosan indira.

"Etdah ini bocah kenapa ada disini.." ujar indira kaget dengan kedatangan elina di kosannya.

"Lo gak nganggep gue sahabat lagi? Iya gitu?? Lo mau putusin hubungan kita? " ujar elina yang terus nyerocos.

"Kenapa malah kebalik gini coba.." gumam indira dengan nada rendah.

"Lo dateng ngomel-ngomel mending balik sono.. ntar suami lo nyariin loh.." ujar indira yang tengah mengusir elina pulang, sebenarnya ia tidak tega namun ia tidak enak dengan devan nantinya akan mengganggu hari-hari sang pengantin baru.

"Tuh kan bener.. lo gamau sahabatan sama gue lagi.. lo ngusir gue kayak gitu.. hiks..." ujar elina sambil menangis.

"Kenapa lo malah nangis segala sih el.. kek bocah aja.. sadar woy uda punya lakik.."
Indira langsung beranjak dari duduknya dan mencoba merangkul elina.

"Sumpah ya ra lo jahat banget sumpah.. hiksss.."

"Gue cuma gak enak aja sama devan el.. gimana pun lo kan uda jadi istri orang.. gue ya segan gitu sama lo.. mana mungkin gue bersikap sama kayak sebelum lo nikah.." ujar indira menjelaskan agar elina tidak salah paham terus menerus.

"Ra.. lo jangan mikir gitu dong.. status gue yang berubah tapi persahabatan kita gak bisa berubah ra..."
Elina semakin mengeratkan pelukannya dengan indira.

Indira tidak menyangka sama sekali bahwa elina masih terus menganggapnya sahabat tanpa ada yang berubah sekali pun. Yang berubah hanyalab status elina yang kini sudah menjadi istri orang lain.
Indira awalnya ingin menangis karena terharu mendengar penuturan sahabatnya itu. Namun tiba-tiba ia mengurungkan niatnya saat tiba-tiba elina mengucap sesuatu yang membuat indira bingung untuk menjawabnya.

"Ngomong-ngomong lo sama mas adit pacaran ya ra?" Tanya elina tiba-tiba.

"Uhukk-uhukk..." mendadak tenggorokan indira menjadi gatal.

"Kenapa pake batuk segala sih ra.."

"Ya iya lah gue batuk.. lo nanya pertanyaan konyol gitu.." ujar indira gelagapan.

"Abis kan kemaren lo dateng ke resepsi gue bareng mas adit.. mana bajunya couple an lagi.." ujar elina yang semakin menyelidik indira.

Karena elina mengatakan soal baju couple indira jadi mengingat bahwa ia belum mengembalikan baju yang dibeli oleh adit untuknya.

Ohh iya gue belum ngembaliin itu baju.. gumam indira di dalam hatinya.

"Woyy raa.. kok lo bengong.. hellowwwww..."teriak indira sambil mengoyang-goyangkan tangannya ke wajah indira.

"Ehhh iyaa sorry gue keinget sesuatu.." ujar indira ngeles.

"Jadi lo beneran apa kagak pacaran sama mas adit." Tanya elina lagi.

"Ya kagak lah.. kemaren itu mas adit cuma ngajakin pergi bareng aja.. lagian pas pulang kita langsung masing-masing kok.." ujar indira menjelaskan yang sebenar-benarnya tentang hubungannya dengan adit.

"Gue kirain kalian memang pacaran.. kan gue seneng gitu kalo mas adit dapetin cewek sebaek lo ra.." ujar elina yang memanyunkan bibirnya, elina sedikit merasa kecewa karena kenyataan bahwa indira dan adit tidak ada hubungan apa-apa.

Elina tidak ingin membahas soal adit lagi, ia memilih untuk langsung membantu kepindahan sahabatnya itu. Ia membantu indira memasukkan barang-barang kecil ke dalam sebuah kardus.

"El.. lo kenapa gak pergi bulan madu.. biasa nya kan orang abis nikah itu langsung go bulan madu.." tanya indira penasaran.

"Hahahaha rencana nya ceh gitu.. tapi gagal gara-gara gue datang bulan ra.." jawab elina santai.

"Jiahahahahahaha serius lo? Jadi lo masih perawan dong el.." ujar indira.

"Iya dong.. keren kan? Gue uda nikah tapi gue masih perawan.. ckckckckck" elina malah terkekeh sendiri mengingat saat-saat malam pertamanya dengan devan.

"Gue yakin devan mukanya asem pas tau lo datang bulan.."

"Woaaaahh jelas lah.." ujar elina girang.

Saat mereka berdua saling tertawa karena momen malam pertama elina dan devan gagal.
Tiba-tiba ada sebuah kepala nongol di balik pintu kosan.

"Kalian lagi ngomongin aku yaaaa??" Ucap devan yang nongol tiba-tiba di balik pintu

"Astagfirullah.. kaget gue.." ujar elina yang kaget.

Devan langsung nyelonong masuk ke dalam kosannya indira.
Indira sempat kaget dengan kedatangan devan yang tiba-tiba.

"Loh.. kamu gak ngantor van?" Tanya elina, karena tadi saat devan mengantarkannya ke kosan indira devan mengatakan akan langsung ke kantor.

"Males ah lagian ada riko di kantor.. aku kan masih pengen cuti dulu.. lagian biar sekalian bisa bantuin indira kan sayang.." ujar devan tersenyum.

"Waahhh terharu gue van lo mau bantuin gue.." ucap indira tulus.

"Santaiii raaa.. hehehe" jawab devan.

Karena tidak ingin membuang-buang waktu dengan cepat mereka membereskan barang-barang yang akan di angkut ke mobil pengantar barang yang ternyata sudah di sewa oleh devan untuk mengantarkan barang-barangnya indira.

Untungnya indira belum memesan mobil pengantar barang. Indira berniat membawa barangnya pada sore hari saja setelah pulang bekerja namun karena devan sudah memesan mobil pengantar barang indira dengan senang hati menerima bantuan yang di berikan oleh devan.

Padahal indira sudah merasa hubungan antara dirinya dan elina akan mengalami perubahan. Namun ternyata ia salah elina tetaplah elina sahabatnya.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang