BAB 35

1.5K 121 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Indira saat ini sedang terlihat panik karena kedatangan Elina yang mendadak tanpa pemberitahuan sama sekali. Apalagi Elina melihatnya berada di apartemen Adit di saat pagi-pagi begini.

"Gue nyariin lo ke kosan gak ada.. gue telfonin hape lo juga gak angkat.. mas Adit juga.. jadi ternyata lo disini Ra?" Ujar Elina.

"Ituuu..." jawab Indira terputus karena Adit langsung menyela omongannya Indira.

"Indira semalam nginep disini.." celetuk Adit.

"Apaa?? Nginep? Kalian nginep di satu atap?" Ujar Elina kaget.

"Apartemen gak ada atapnya El." Jawab Adit mencibir.

"Terserah.. bodo amat!! Beneran Ra lo nginep disini semalam?" Ujar Elina memastikan kebenarannya dengan Indira. Indira hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Waaaahhh... wahhh.. bener-bener ya mas Adit, mas Adit kelewatan.. aku bilangin sama bunda loh nanti.. biar mas Adit kena ceramah.." ujar Elina.

"Ya bilang aja.. toh ceramahnya cuma di telfon doang.." jawab Adit santai.

Mendengar jawaban Adit, Elina tidak bisa berkata-kata. Adit memang cukup keras kepala jadi dalam hal apa pun yang sering mengalah adalah Elina.

"Tapi kami gak tidur di satu kamar kok El.. beneran, gue tidur di kamar tamu sedangkan mas Adit di kamarnya sendiri.. lo jangan mikir yang engga-engga dong El.." ujar Indira memberi penjelasan.

"Memangnya kalau mas sama Indira ngapain-ngapain apa salahnya.. toh kami juga bakalan menikah.." ujar Adit seenak jidatnya.

Bughhh!!
Indira langsung memukul pundak Adit tanpa kira-kira karena ocehannya yang frontal itu. Adit sampai mengaduh kesakitan dan mengelus pundaknya sendiri.

"Sakit sayaaanggg.." ujar Adit manja.

"Hueeeekkk...hueeekk.. mau muntah gue liatnya.." ujar Elina mencibir.

"Mas Adit mau jadi penjahat kelamin yaa? Biar sekalian aku laporin ke polisi.." ujar Elina.

"Ehh .. jangan.. kok bawa-bawa polisi.. nanti kalo mas Adit di penjara siapa yang mau tanggung jawab.." jawab Indira.

"Idihh.. bener-bener dua orang ini uda pada gila apa ya.. bodo ah.. capek gue.." ujar Elina.

Elina mencari ponsel di tasnya hendak menghubungi seseorang. Indira terlihat penasaran siapa yang dihubungi oleh sahabatnya itu. Apakah benar-benar menghubungi pihak kepolisian.

"Mas Elina nelfon siapa mas?" Tanya Indira bisik-bisik di telinga Adit.

"Palingan nelfon Devan, kamu tenang aja sayang.." jawab Adit menenangkan Indira.

"Assalammualaikum bunda.." ujar Elina.

Adit dan Indira saling pandang ternyata Elina menelfon bundanya di panti asuhan. Adit sudah ketar-ketir ketakutan ternyata ancaman Elina tidak main-main. Pasti bundanya akan mengomel padanya jika tau kejadian hari ini.

"Iya bunda, ini Elina lagi sama mas Adit, sama Indira juga.. bunda masih ingat sama Indira kan.." ujar Elina.

"Ya ingat dong sayang.. Indira bukannya sahabat kamu ya tentu bunda inget.." jawab bunda.

"Bunda.. bunda kayaknya bakal punya menantu lagi deh.. " ujar Elina.

"Menantu? Kamu mau nikah lagi El? Jangan gila kamu.." jawab bunda.

"Ihh bunda.. bukan Elina bun..yaampun.. Devan aja uda lebih daei cukup kok.. hahahaha.." ujar Elina terkekeh.

"Jadi siapa anak bunda yang mau nikah.." tanya Bunda.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang