BAB 12

1.6K 135 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Setelah makan malam romantis dirumahnya damar indira di antarkan pulang kembali oleh damar. Awalnya indira ingin pulang dengan berjalan kaki saja karena jarak kosannya tidak jauh. Namun di larang oleh damar. Damar ingin bertanggung jawab untuk mengantarkan indira kerumahnya.

"Mas.. deket banget loh ini kenapa musti di anterin ceh.." ujar indira.

"Yakan mas harus tanggung jawab sama kamu.. masa mas biarin kamu pulang sendirian.." jawab damar

Mereka berdua berjalan kaki menuju kosannya indira, awalnya damar ingin mengantarkan indira dengan menggunakan mobil tapi indira bersikekeh ingin jalan kaki saja.

"Aaaawwwwww... " pekik indira yang menahan sakit yang tiba-tiba di kepalanya.

"Kamu kenapa ra? Kepala kamu sakit? Apa kita harus kerumah sakit sekarang? Atau kamu mau balik kerumah mas belum jauh loh kita jalan.." ujar damar kawatir.

"Gapapa mas.. gak perlu kerumah sakit, ini uda mulai hilang kok sakitnya.." jawab indira meyakinkan damar.

"Beneran uda gapapa? Mas kawatir loh ra.."

"Mas tenang yaa.. aku gapapa mas, ini uda mendingan.. yuk lanjut jalan lagi.." indira terus meyakinkan damar bahwa ia baik-baik saja.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju kosan indira. Karena indira masih terlihat susah berjalan karna sebelumnya mengalami pusing. Damar dengan senang hati memberikan lengannya agar di rangkul oleh indira.

"Jadinya aku malah ngerepotin mas.." ujar indira yang merasa tidak enak.

"Kayak gini kok ngerepotin ceh ra.. mas malah kawatir sama kamu.. takut kamu kenapa-kenapa.."

Damar dan indira berjalan perlahan-lahan dan akhirnya sampai dikosannya indira. Namun mereka berdua kaget saat melihat mobil yang sudah terparkir tepat di depan kosannya indira.

"Loh.. mas adit mau ngapain kesini.."gumam indira.

Damar kaget mendengar nama adit disebut oleh indira. Karena ini adalah kali pertamanya damar melihat adit dikosannya indira.

Adit langsung beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah indira.
"Ra kamu kenapa? Kok pucat banget?" Tanya adit yang merasa kawatir.

"Aku gapapa kok mas cuma pusing aja tadi.." jawab indira singkat.

Damar merasa tidak senang melihat adit begitu menaruh perhatian terhadap indira. Ada kecemburuan di dalam hatinya namun sebisa mungkin ia bersikap bijak.

"Dokter adit kenapa bisa disini? Apa ada perlu dengan indira? Perlu soal apa? Soal perawatan indira?" Tanya damar penasaran.

"Maaf pak damar saya tidak bisa mengatakan hal yang pribadi dengan bapak.." jawab adit yang merasa kesal karna damar sepertinya sedang mengintrogasinya.

"Ohh seperti itu.. maaf kalau begitu," jawab damar.
"Sial, mau apa ceh dia disini.. jangan-jangan adit menaruh hati dengan indira.. ini gak bisa dibiarin.." gumam damar di dalam hatinya.

Indira terlihat bingung dengan kedua pria yang ada di hadapannya kini seperti sedang mempertarungkan sesuatu. Tatapan tajam mereka berdua membuat indira semakin bingung saja.

"Kalian berdua kenapa ceh kok jadi saling pandang begini? Kalian lagi bertengkar?"tanya indira di tengah-tengah damar dan adit.

Damar yang sadar duluan langsung menoleh ke arah indira.
"Ehh masa ceh ra.. mungkin perasaan kamu saja.." jawab damar.

"Iya bener apa yang di katakan pak damar.." adit juga menyangkalnya.

"Ohh bagus deh kalo kalian baik-baik aja.. oh iya mas, mas gak mau pulang? Kasian sabila loh sendirian dirumah.. aku uda gapapa kok.." ujar indira.

"Mas masih bisa beberapa menit lagi kok disini.. mas gak buru-buru pulang.." jawab damar yang bersikekeh tidk ingin pulang.

"Mas... mas pulang aja dulu deh istirahat.. lagian kan mas tadi capek baru pulang kerja.." indira terus meyakinkan damar.
Karena tidak bisa beralasan lagi akhirnya dengan berat hati damar kembali pulang kerumah dengan berjalan kaki sendirian.

Saat sudah berjalan jauh damar menoleh kebelakang lagi melihat indira. Damar seperti tidak rela meninggalkan indira dan adit berduaan saja.

Indira tersenyum manis dan melambai-lambai tangannya ke arah damar damar pun membalasnya.
Akhirnya damar menghilang setelah damar belok ke gang tapi ia mundur kembali, membuat indira terkekeh melihat tingkah menggemaskannya damar.

"Seperti anak kecil saja" gumam adit kesal.

Indira mendengar apa yang di katakan adit namun ia berpura-pura tidak mendengarnya.

"Mas adit ada perlu apa kesini?" Tanya indira.

"Mas cuma mau minta maaf sama kamu ra.. karna kemarin mas sudah bersikap kasar sama kamu.. main pergi aja gak pamit.." ujar adit.

"Yaampun mas.. dari kemarin mas adit kesini cuma mau minta maaf doang?" Tanya indira.
Adit hanya menganggukkan kepalanya lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Jadi? Apa dong?"tanya indira.

"Kamu besok ada waktu gak ra?" Tanya adit.

"Besok ya? Besok aku libur kerja ceh mas.. kenapa ya mas?"

"Mas boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa mas? Kalo bisa aku bantu ceh."

"Kamu mau nemenin mas ke kondangan temen kampus mas?" Tanya adit.

"Ohh kondangan ya? Makanya mas cari pacar dong biar punya gandengan buat di bawa kondangan.." goda indira.

"Ya kan uda ada kamu gandengan buat kondangan besok.." jawab adit membuat indira jadi salah tingkah dengan apa yang di katakan oleh adit.

"Yauda kalo gitu besok jam berapa mas jemput aku?" Tanya indira.

"Jadi kamu mau ra?" Tanya adit memastikan lagi apakah indira benar-benar mau.

Indira hanya menganggukkan kepalanya setuju.
Ada rasa senang di hatinya adit ingin rasanya ia berteriak bahagia.

"Kalau begitu besok mas jemput jam dua siang ya ra."

"Iya mas.. telfon dulu ya biar aku gak bikin mas lama nunggu.."

"Oke.. kalo gitu mas izin pamit pulang dulu ya ra.. eh iya mas lupa.."
Adit tiba-tiba mengambil paper bag di dalam mobilnya dan membawanya ke indira.

"Ra besok kamu pakai baju ini yaa.." pinta adit sambil menyodorkan paper bag ke indira.

Indira dengan canggung mengambil paper bag pemberian adit. Namun karna ia sudah janji mau menemani adit maka ia akan memakai baju yang diberikan oleh adit kepadanya.

"Oke mas.." jawab indira singkat.

"Yauda mas pulang dulu ya ra.. sampai jumpa besok..assalammualaikum.."pamit adit.

"Waalaikumsalam mas.. hati-hati dijalan.." jawab indira.

Adit melajukan mobilnya dengan wajah yang sumringah. Tiada henti-hentinya ia tersenyum sendiri bahkan ia sempat bernyanyi untuk mengekpresikan rasa bahagianya.

Kini ia menyadari soal hatinya, ia sudah menaruh hati kepada indira. Meski ini cukup terlambat namun setidaknya ia akan mencoba untuk memperjuangkan cintanya kepada indira.

Ia akan membuat indira mengingat kembali perasaan yang pernah hadir di hati indira untuknya. Meski semua itu pasti memiliki sebuah resiko, resiko dimana indira akan mengingat kembali rasa sakit akibat penolakan yang ia lakukan sebelumnya.
Ia akan pasrah dengan apa yang terjadi setelahnya ,meskipun nantinya indira tidak akan memilihnya adit akan mengikhlaskannya.
Namun sebelum itu ia akan berjuang sebisa mungkin.

"Raaa.. meski ini sudah terlambat aku akan mencoba untuk membalas perasaanmu dengan benar.. aku harap keterlambatan ini akan membuahkan hasil yang baik.. aku berharap takdir akan berpihak kepadaku.." gumam adit sambil melajukan mobilnya.

Dengan penuh dengan semagat adit akan memperjuangkan cintanya yang kini mulai tumbuh untuk indira. Ia tidak akan menyianyiakan indira lagi seperti sebelumnya.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang