END

3.6K 153 7
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Satu minggu kemudian.

Semua orang terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing menyiapkan segala keperluan untuk acara ijab qabul yang akan di laksanakan hari ini. Bunda terlihat sedang menyiapka  berbagai makanan di meja sedangkan Elina sibuk mengatur berbagai dekor untuk resepsi setelah ijab qabul selesai.

"Mas itu bunganya kayaknya kurang deh.. bisa di tambahin lagi?" Ujar Elina.

"Bisa mbak mau di tambah dengan bunga warna apa?" Tanya petugas perancang dekorasi.

"Kalau bisa sih warna putih aja mas.." jawab Elina.

"Ohh iya ada mbak bunga warna putihnya masih banyak kok.."

"Makasii ya mas.. saya mau cek yang lainnya lagi.." ujar Elina.

"Iya mbak Okee..."

Karena Elina sibuk mengecek persiapan pernikahan Devan yang tidak tau harus melalukan apa lebih memilih menjaga Banyu saja. Apalagi Banyu mulai senang bermain tentunya ia lebih senang jika bisa bermain bersama papanya.

"Mbak yang rilex dong kalau mbak gugup begini saya jadi kesulitan buat make up in mbak.." ujar mbak MUA.

"Maaf mbak gimana saya gak gugup ini hari pernikahan saya loh mbak.." jawab Indira.

"Tapi kan yang harusnya gugup calon suaminya mbak dong.. kan yang ngucap ijab qabul calonnya mbak.." ujar mbak MUA lagi.

"Iya sih tapi kan tetep aja saya gugup mbak.." jawab Indira.

"Mbak ini gugup karena ijab qabul atau gugup karena malam pertama nanti malem? Hayoooo..." ujar mbak MUA menggoda Indira.

"Hahahaha mbak ini bisa aja.. ya gugup  dua-duanya dong.. " jawab Indira sambil malu-malu.

Indira langsung kepikiran soal malam pertamanya nanti bersama dengan Adit. Apakah mereka akan langsung tancap gas atau mereka memilih untuk tidur saja.

"Kenapa jantung gue jadi deg-degan begini yaa.. yaampun.. sumpah kalau bisa lari gue pengen lari aja ntar malem.. gue takut.." gumam Indira di dalam hati.

Kreeekkk
Pintu terbuka memecah lamunannya Indira soal malam pertama. Bunda masuk ke dalam kamar untuk mengecek persiapan Indira yang sudah sampai dimana.

"Belum siap make up nya?" Tanya Bunda.

"Belum bu soalnya tadi mbak Indiranya gugup jadi saya sulit untuk mengaplikasikan make upnya.." jawab mbak MUA.

"Gugup kenapa sayang? Semuanya akan baik-baik aja kok.. insyaALLAH mas kamu itu uda hapal ijab qabulnya.." ujar Bunda.

"Iya bunda Indira tau kok mas Adit gak akan lupa sama ijab qabulnya.. mas Adit kan pinter bunda.." jawab Indira sambil nyengir.

Karena kedatangan bunda Indira menjadi lebih tenang, ia mencoba untuk tidak gugup dan berharap semua akan baik-baik saja. Mbak MUA pun langsung melanjutkan pekerjaannya lagi karena acara akan dimulai satu jam lagi. Mereka harus sudah selesai sebelum itu karena Indira harus menyiapkan mentalnya sebelum duduk  bersama dengan Adit saat ijab qabul.

Adit yang masih di kamarnya juga terlihat gugup sedari tadi ia hanya berputar-putar sambil menggenggam kertas yang berisikan ijab qabul. Ia tidak pernah segugup ini padahal saat ia kuliah dulu harus menghadapi profesor-profesor yang jabatannya lebih tinggi darinya. Namun ia tetap percaya diri lantas kenapa saat harus bertemu dengan penghulu ia menjadi gugup setengah mati begini.

"Kenapa jadi gugup begini sih.. Adit tenang Adit.. bismillah semuanya pasti lancar.." gumam Adit untuk menyemangati dirinya.

Adit mengecek jam di tangannya waktu sudah menunjukkan 10 menit lagi ijab qabul akan di laksanakan. Awalnya Adit sudah merasa tenang kini ia mulai gugup lagi. Namun kegugupannya semakin menjadi setelah kedatangan bunda yang memanggilnya.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang