BAB 19

1.5K 117 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Din.. din...
Suara klakson mobil.

Indira yang baru saja menutup tokonya langsung terheran-heran dengan mobil yang berhenti di depannya.

"Siapa sih" gumam indira sambil mengerutkan keningnya.

Indira malah langsung nyelonong pergi karena takut sewaktu-waktu orang yang di dalam mobil punya niat jahat kepadanya.
Saat baru pertama pindah indira sempat di ganggu oleh beberapa pria hidung belang, beruntungnya ia di tolong oleh bapak-bapak yang lagi nongrong sambil ngopi.
Semenjak kejadian itu indira selalu was-was jika ada orang asing yang hendak mendekatinya.

Namun mobil itu terus mengikutinya padahal indira sudah berjalan cepat untuk menghindarinya.

"Kenapa mobil itu ngikutin gue terus sih, mana jalan lagi sepi lagi.. mau minta tolong ke siapa ini gue.." gumam indira di dalam hatinya.

Hari sudah menjelang magrib sudah pasti orang-orang telah menutup toko dan kembali kerumah. Indira memang terlambat menutup tokonya karena mendadak ada pelanggan yang datang saat ia hendak menutup tokonya.
Saat hendak menyebrang mobil itu langsung menghadang indira.

"Raaa... kenapa kamu kabur.. ini mas adit loh.." ujar adit sambil membuka kaca mobilnya.

"Astagfirullah mas.. bikin aku jantungan aja sih.." ujar indira sambil mengelus-elus dadanyan lega.

Melihat indira bersikap seperti orang ketakutan, adit langsung keluar dari mobilnya.

"Kamu kenapa ra? Apa ada yang mau berniat jahat sama kamu? Bilang sama mas biar mas beri pelajaran orang itu.." ujar adit sok hebat.

"Hahahahaha mas adit lucu.." ujar indira terkekeh.

"Lohh..lucu gimana? Mas serius loh ra.. mana dia biar mas kasih pelajaran.." adit semakin bersemangat sampai-sampai menarik lengan kemejanya hingga ke atas.

"Yang bikin aku takut itu ya mas sendiri.. masa mas harus kasih pelajaran ke diri sendiri.. kan aneh.." jawab indira yang masih merasa geli melihat tingkah lucu adit.

"Kok mas? Memangnya mas ngapain sampe bikin kamu takut?"
Adit tidak mengerti.

"Mas itu tadi main klakson aja trus ngebuntutin aku kayak tadi.. aku fikir mas itu pria hidung belang yang mau gangguin aku.. ckckckckck" ujar indira menjelaskan.

"Yaampun ra.. mas itu bukan pria hidung belang yang mau ganggu kamu.. tapi mas itu pria yang mau menikahi kamu loh.." jawab adit dengan seenak jidatnya tanpa berfikir orang yang mendengar perkataannya langsung merinding disko.

"Buahahaha mas adit becanda mulu.. mas gak mau pulang? Uda mau magrib loh.. "

"Yauda kosan kamu dimana ra biar mas anterin.."

"Eh gausah mas.. aku bisa pulang sendiri kok.." indira menolak.

"Please ra jangan nolak mas lagi.." ujar adit dengan wajah sedih.

Mendadak hati indira terasa perih mendengar perkataan adit yang memintanya jangan menolaknya lagi. Seketika indira mengingat momen saat ia menolak cintanya adit.
Tanpa bicara apa-apa indira langsung berjalan masuk ke dalam mobil.

"Yes.." gumam adit girang.

Adit langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan perasaan bahagia. Akhirnya setelah tiga tahun berlalu ia bisa di dalam mobil yang sama bersama indira.
Adit sangat merindukan momen-momen mengantar indira pulang.

"Kira-kira mas anterin kamu pulang begini pawangnya gak marah ra?" Tanya adit.

"Haaaa.. pawang? Pawang apa maksud mas adit? Pawang buaya?" Indira nanya balik.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang