BAB 25

1.5K 125 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Elina sedang membantu Indira membereskan barang-barang di tokonya Indira. Namun, ia merasa heran melihat sahabatnya yang sedari tadi senyum-senyum sendiri seperti orang yang tidak waras.

"Nyuu.. lihat deh tantemu itu dari tadi senyum-senyum sendiri mulu.." ujar Elina.
Namun, banyu hanya merespon dengan kekehan khasnya baby.

"Kok anak mami malah senyum-senyum sendiri juga? Seneng ya mau punya oom baru?" Goda Elina.

"Apa?? Papa baru?? Apa-apaan itu sayang.. kamu lagi ngomongin papa baru sama anak kita? Tega kamu sama aku?" Ujar Devan yang baru saja datang sambil menenteng beberapa kresek yang isinya makanan untuk sarapan.

"Idih!!! Telinga kamu gak pernah di bersihin ya Van.. sampe dengernya yang aneh-aneh gitu.." jawab Elina yang merasa jengkel.

"Kan kamu yang ga mau bersihin telinga aku.." ujar Devan yang tidak mau kalah.

"Lihat deh papamu nak.. manjanya kelewatan banget, nanti kalo kamu uda punya istri nanti jangan seperti papamu ya.. kasian istrimu nanti.. oke sayang.. muaaahhh" ujar Elina seenaknya, Devan yang mendengarnya pun langsung memanyunkan bibirnya namun ia tetap tidak perduli karena Elina hanya sekedar bercanda saja.

"Ngomong-ngomong kenapa Indira senyum-senyum sendiri begitu El?" Tanya Devan yang memandang aneh ke arah Indira.

"Gak peka banget sih.. Orang yang lagi jatuh cinta kan memang begitu.." jawab Elina.

"Berarti dulu kamu juga gitu dong? Iya kan? Senyum-senyum sendiri karna aku.. cieeee" goda Devan.

"Mulaiiii deh!!" Gumam Elina jengkel.

Mendadak ponsel Indira berdering layar ponsel memunculkan nama mas Adit.
Setelah mengetahui siapa yang menelfon Indira langsung mengangkatnya.

"Hallo mas.. ada apa nelfon pagi-pagi begini?" Tanya Indira dengan suara yang super lembut.

Elina dan Devan saling pandang, mereka berdua rasanya ingin muntah melihat Indira yang sok bicara lembut.

"Apa?? Nanti malem? Emmm.. gimana ya.. tapi memangnya mas gak sibuk? Nanti aku malah ganggu mas lagi.." Tanya Indira sok pengertian.

"Hueeeekkk!! Kok aku pengen muntah ya Van ngeliat Indira begitu.. wkwkwkwkwk" ujar Elina.

"Dulu kamu lebih parah deh dari ini.." jawab Devan.

"Ihh.. sok tau yeee.." ujar Elina sambil mencubit pinggang suaminya.

Saat sedang main cubit-cubitan Elina dan Devan kaget karena mendadak Indira berdiri tepat di depan mereka dengan wajah yang terlihat kesal.

"Kalian kalau pengen bermesraan jangan di toko gue!!" Ujar Indira kesal lalu ia pergi nyelonong keluar dari tokonya.

"Idiih!! Bener-bener ya itu anak.. bentaran senyum sendiri bentaran ngamuk.. heran kok bisa gue punya sahabat kayak begitu.." gumam Elina.

Devan hanya bisa terkekeh geli memandang kedua wanita yang keduanya sama-sama memiliki mood yang semriwing. Devan memilih untuk menyiapkan sarapan yang ia beli sebelumnya dari pada meladeni istrinya mengomel.

***

"Selamat pagi dokter Adit.." ujar salah satu perawat yang tanpa sengaja berpapasan langsung dengan Adit.

"Pagii" jawab Adit dengan melebarkan senyumnya.

Perawat yang menyapanya pun langsung kaget dengan respon yang diberikan oleh Adit. Hal yang langka Adit akan menjawab dengan senyum dibibirnya.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang