EXTRA PART IV [END]

3.2K 138 15
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

7 tahun kemudian.

Indira sedang menyiapkan sarapan pagi untuk kedua orang yang disayanginya. Memasak nasi goreng kesukaan suaminya dan sosis goreng kesukaan putrinya.

"GEYA ADISTI.." teriak Indira.

"Iyaaaaa mama...." jawab Geya juga sambil teriak.

"Bangunin papa kamu sayang.." ujar Indira.

"Kenapa gak mama aja yang bangunin papa.. Geya sibuk ma.." jawab Geya kesal.

"Sibuk apa sih kamu.. sampai gak bisa bangunin papa kamu yang bangkong itu.." ujar Indira yang mulai naik darah.

"Aku lagi sibuk nonton kartun maaa.." jawab Geya.

"Kalau kamu masih mau nonton kartun bangunin papa sekarang atau TV nya mama jual.." ancam Indira.

"Iyaa... iyaaa.. " jawab Geya kesal. Mau tidak mau ia akhirnya beranjak dari duduknya dan pergi menuju kamar papanya.

Adit yang semalam pulang tengah malam karena ada operasi dadakan, ia sangat mengantuk hingga terlambat bangun. Beruntungnya hari ini weekend ia bisa beristirahat dengan nyaman.

Brruuaaakkk...
Geya melompat ke atas ranjang membuat ranjang berguncang-guncang. Bukan hanya sekali Geya malah lompat-lompat hingga berkali-kali sambil teriak.

"Bangun.. papa bangun.. nanti mama ngomel.. bangun paaaaa.. bangunn..." teriak Geya.

Indira yang sedang di dapur terkekeh geli mendengar suara putrinya yang sedang membangunkan papanya. Setiap weekend ia selalu mendengar teriakan putrinya saat membangunkan papanya.

"Bocah itu semakin hari suaranya semakin besar.." gumam Indira.

Akhirnya guncangan yang di buat Geya membuat Adit pun terbangun dari tidurnya membuka matanya sambil melihat putrinya yang tengah melompat-lompat di atas ranjang.
Adit tersenyum melihat tingkah putrinya yang selalu ia rindukan setiap hari. Kesibukannya dirumah sakit ia hanya punya waktu bersama keluarga di hari weekend.

"Stop sayaaang.. papa uda bangun kok.." ujar Adit.

"Ohh.. oke.." jawab Geya lalu ia Langsung turun dan kembali menonton kartun di TV.

Adit langsung beranjak turun dari ranjangnya pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Paginya hari ini benar-benar begitu sempurna setelah seminggu bekerja tanpa istirahat. Setelah selesai bebersih Adit segera pergi ke dapur untuk menemui istri tercintanya yang pasti sedang memasak.

"Saaaayaaang.. masak apa sih.." tanya Adit sambil memeluk Indira dari belakang.

"Masak kamu mas.." jawab Indira.

"Ihhh kok serem.. kamu mau jadi sumanti sayang?" Ujar Adit pura-pura kaget.

"Udah tau lagi masak nasi goreng juga.." jawab Indira sewot.

"Kok gemes banget sih bibirnya monyong-monyong gitu.." ujar Adit sambil mencubit gemas pipi Indira.

"Paaa.. Geya gak mau punya adik yaaa.." teriak Elora.

Adit dan Indira langsung terdiam mendengar ucapan putri semata wayangnya itu. Melihat papa dan mamanya bermesraan ia langsung mengatakan bahwa ia tidak ingin memiliki seorang adik.

"Sayang gimana?? Geya gak mau adik.." ujar Adit.

"Yauda kita juga gak bisa maksa kan mas.. mas tau Geya itu seperti apa.. lagian Geya saja sudah cukup kan mas.." jawab Indira.

"Kalau mas sih gak masalah lagian mas menikah kan bukan cuma mau memproduksi banyak anak.. mas cuma pengen hidup bahagia sama kamu dan Geya.. kalau itu memang yang terbaik untuk kedepannya mas sih gak masalah.. yang penting kamu bahagia dan Geya juga gak tertekan.." ujar Adit.

CINTA UNTUK MAS DOKTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang