[ 05. RUMAH SAKIT ]

131 13 0
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. RUMAH SAKIT

-◐o◐-















Chelsea mencetak senyum manis di wajahnya. Hari ini memilih menggerai rambut cokelatnya dan mengandalkan sebuah jepit untuk menahan poninya agar tak menghalangi mata.

Berjalan sedikit cepat memasuki area sekolah dengan satu tangan yang menjinjing sebuah paper bag, sementara tangannya yang lain memegang erat ponsel kepunyaannya.

Hari ini adalah hari olimpiade Leonel. Chelsea menyiapkan sarapan untuk cowok itu sebab, tahu bahwa Leonel pasti melewatkan waktu sarapannya. Dia mau Leonel fokus, tidak terganggu hal lain apalagi masalah sepele seperti perut kosong. 

Leonel :
deket ruang guru.

Chelsea membelokkan langkahnya ke tempat yang dimaksud Leonel. Tadi dia sempat bertanya di mana keberadaan cowok itu, Chelsea yakin Leonel tidak di kelas karena, sebentar lagi peserta olimpiade pasti harus berangkat.

Berusaha mempercepat langkahnya, Chelsea sampai di tempat Leonel dengan dada yang naik turun kelelahan.

"Huh .... masih sempet, kan?"

Leonel menarik Chelsea untuk duduk di sebelahnya. Mengambil alih paper bag dari tangan cewek itu, lalu mengeluarkan sebuah botol minum dari sana untuk dia berikan pada Chelsea yang terengah.

Leonel menggeleng geli melihat Chelsea yang begitu antusias. Dari semalam cewek itu terus memberinya ucapan semangat, bahkan nekat menemaninya bergadang lewat telepon. Leonel sudah menolak, bahkan mengancam cewek itu dengan berniat membatalkan acara menontonnya nanti sore jika Chelsea ikut bergadang.

Namun, Chelsea tetaplah Chelsea, jika mode keras kepalanya sedang aktif, dia bisa lebih berbahaya bahkan melebihi Leonel. Leonel masih bisa luluh walau harus dibujuk dengan effort yang banyak, sementara Chelsea tetap nekat hingga membuat Leonel mau tak mau membiarkannya. Catat, membiarkan bukan mengiyakan.

"Padahal gue udah sarapan, Chel." ungkap Leonel sambil melahap makanan buatan Chelsea.

Chelsea melirik sekilas pada kotak makan yang dipegang Leonel, lalu mencibir pelan. "Gak percaya. Makannya lahap banget tuh, pasti laper, kan?"

"Doyan."

Chelsea memutar bola matanya. Tidak percaya seratus persen pada omongan cowok itu sebab, Chelsea lebih dari tahu apa dan bagaimana kebiasaan Leonel.

Sambil menunggu cowok itu menghabiskan makanannya, Chelsea coba mencari kesibukan lain. Netranya menangkap ponsel Leonel di samping cowok itu.

LEONEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang