15. SELEKSI
-◐o◐-
Leonel menggertakan giginya untuk yang kesekian kalinya. Mencoba menghembuskan napas setenang mungkin, berharap emosinya hilang dalam sekejap.
Dia menatap malas cewek yang sedang berdiri di hadapannya sambil tersenyum. Senyuman yang benar-benar membuat Leonel ingin marah sekarang juga.
Sebelumnya dia sudah memperingatkan teman-temannya yang lain untuk tidak memberi tahu siapapun perihal dirinya yang mengambil kerja sampingan di sebuah coffee shop tapi, entah dari mana makhluk di depannya ini tahu jika dia bekerja di sini.
Leonel tidak akan kesal jika cewek ini hanya datang sesekali, mengingat tempatnya bekerja adalah coffee shop untuk para anak-anak muda. Tapi, apakah wajar jika ia datang ke sini hampir tiap hari dan dengan waktu kunjungan yang sangat lama?
Bukan apa-apa, Leonel hanya risih jika selalu ditatap bahkan disenyumi tiap matanya tidak sengaja melakukan kontak mata dengan cewek itu. Bukan hanya disenyumi, ia bahkan memberikan ciuman jarak jauh padanya.
"Gak boleh marah-marah ya, ganteng. Pelanggan adalah raja."
Leonel masa bodoh, dia hanya ingin menyeret Lauren keluar sekarang juga.
Ia bergegas melepas apronnya dan melempar asal ke atas lantai. Menarik tangan Lauren keluar hingga sukses membuat pelanggan lain memperhatikan mereka. Leonel peduli? Tentu saja tidak.
Dan Lauren bukannya takut atau malu karena telah menjadi biang keributan ini, ia malah terkikik geli sambil menatap lengannya yang ditarik oleh Leonel.
"Demi apapun, gue rela ditarik-tarik sama lo kalo kayak gini caranya."
Leonel spontan menghempaskan tangan Lauren, ia mengibaskan tangannya seolah telah memegang sesuatu yang menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONEL
Teen FictionLayaknya sepasang kekasih, Leonel dan Chelsea tidak tanggung-tanggung mengumbar perhatian dan rasa saling peduli mereka terhadap satu sama lain pada khalayak umum. Namun anehnya, jika mereka ditanya perihal apa hubungan mereka? Leonel dan Chelsea d...