[ 27. MODUS BERUJUNG SAKIT HATI ]

66 6 0
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. MODUS BERUJUNG SAKIT HATI

-◐o◐-


















"Maaf, Ibu nyusahin, ya?"

Leonel yang sedang membersihkan bekas muntahan Dyra langsung terdiam, menoleh pada Ibunya dengan tatapan sendu. "Gak apa-apa, Ibu jangan ngomong gitu," balasnya lalu lanjut membersihkan.

"Ibu nggak tega liat kamu, tiap hari harus jagain Ibu yang sakit-sakitan terus."

"Itu kan kewajiban Leonel, Bu. Orang tua sakit ya memang harus anaknya yang jaga."

"Harusnya Ibu yang jagain kamu, semangatin kamu kejar masa depan, maaf ya, Ibu ngerasa nggak berguna banget."

Leonel menghela napas, menyimpan bekas muntahannya begitu saja. Ia bangkit, duduk di sebelah Dyra dengan kepala menunduk.

"Leon nggak suka Ibu ngomong gitu," Ia mengusap punggung tangan Dyra pelan. "Ibu udah hebat banget bisa bertahan sampe saat ini, Leonel seneng Ibu masih di sini .... sama Leon."

Tanpa terasa Dyra menitikkan air matanya, terlalu lemah jika sudah memikirkan hal yang menyangkut Leonel. Sejak berpisah dengan Surya, hanya Leonel yang selalu ada di sampingnya, menjaganya dengan sabar bahkan saat ia depresi waktu itu.

Percayalah, Dyra tidak pernah mendengar Leonel mengeluh. Padahal putra satu-satunya itu seharusnya sedang dalam fase bebas-bebasnya, menikmati masa sekolah yang tidak akan terulang dua kali.

Tapi apa? Dirinya yang terlalu lemah dan tidak berdaya ini membuat Leonel harus merelakan masa satu kali seumur hidupnya.

Dyra ingat, bahkan ingat sekali. Saat keluarga mereka masih utuh Leonel selalu bilang bahwa dia ingin membuat kenangan indah di masa sekolahnya. Membuat mereka bangga dengan otaknya yang super jenius itu.

Sekarang, Leonel memang membuktikan opsi kedua, anak itu mencetak berbagai prestasi di berbagai bidang. Membawa piala dan mengharumkan nama sekolahnya dengan juara yang dia dapat.

Namun, keinginan untuk membuat kenangan yang indah itu harus tertelan bulat-bulat. Keluarganya hancur bahkan sebelum Leonel memulai untuk membuat kenangan itu. Belum lagi dengan kabar depresinya Dyra, tidak bisa lama-lama bangun dari kasur, hingga kabar penyakit kanker darah ini.

Leonel menanggung semuanya, sendirian.

Dyra tak kuasa menahan isakannya, ia memeluk Leonel erat dengan tangis yang tak tertahan. Ingin sekali mengutuki keadaannya yang super merepotkan, bahkan dengan teganya menghancurkan masa muda Leonel.

LEONEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang