[ 06. DUA KABAR ]

116 10 0
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. DUA KABAR

-◐o◐-







"Maaf sebelumnya, tapi kami harus menginformasikan ini sesegera mungkin pada keluarga pasien. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, Ibu Anda divonis terkena kanker darah."

Leonel mengusap wajahnya dengan kasar, penjelasan dokter yang mengatakan bahwa Ibunya terkena penyakit mematikan itu terus terputar dalam otaknya.

Dia pikir kondisi Ibunya yang dinyatakan memiliki penyakit fibromyalgia itu benar tapi, ternyata dokter menjelaskan bahwa sepertinya dokter yang memeriksa Dyra dahulu salah mendiagnosis.

Bukan fibromyalgia, melainkan gejala kanker darah yang Leonel anggap sepele. Cowok itu kini menyesal, kenapa tidak pernah membawa Ibunya pergi berobat lagi untuk memeriksa kondisinya.

Belum lagi dokter menyatakan bahwa leukimia yang diderita Ibunya masuk ke dalam kategori leukimia akut. Yang mana perkembangan sel kankernya bisa terjadi sangat cepat dan gejala yang muncul dapat memburuk dalam waktu singkat.

Leonel menghembuskan napas panjangnya dengan tangan terkepal kuat. Menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi sambil mencoba memejamkan mata. Sekarang yang ada dipikirannya adalah, bagaimana caranya ia mendapat banyak uang untuk mengobati penyakit Ibunya.

Dia memang selalu dikirimkan uang oleh Ayahnya tiap beberapa bulan sekali tapi, rasanya itu tidak akan cukup mengingat betapa mahalnya biaya untuk sekali kemoterapi saja.

Leonel spontan membuka matanya dan menoleh ke samping saat merasa kursi yang dia duduki bergerak. Terlihat Chelsea yang mengulurkan sebuah botol padanya sambil tersenyum hangat.

"Minum dulu, biar tenang." Chelsea membuka tutup botolnya sebelum kembali mengulurkan botol itu pada Leonel.

Leonel terlihat menghela napas dalam, lalu menghabiskan air minum yang diberi Chelsea dalam satu kali tegukan.

Sempat hening, Leonel kembali menoleh pada Chelsea dengan ekspresi andalannya, datar.

"Maaf, ngerusak rencana lo." ungkap Leonel.

Mendengar itu Chelsea terkekeh pelan. "Gapapa, bukan rencana penting."

"Tapi lo pengen banget. Gue hargain usaha lo buat bujuk gue waktu itu. Atur ulang jadwal, ya."

"Udah nggak penting sumpah, Le. Gue juga udah nggak mood buat nonton. Fokus pikirin Tante Dyra aja, itu yang nomor satu sekarang."

LEONEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang