[ 40. FAKTA BARU ]

79 6 0
                                    

40

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. FAKTA BARU

-◐o◐-







"Sini cerita, gue dengerin sampe akhir," Felicia menarik Leonel yang sedang melamun sambil berdiri menghadap jendela besar di depan sana.

Leonel tidak menolak, cowok dengan balutan jaket tebal itu pasrah-pasrah saja ditarik oleh Kakaknya. Leonel baru sampai, sekitar satu jam lalu ia baru menginjakkan kakinya di rumah yang katanya milik Felicia ini.

Felicia menyodorkan segelas air pada Leonel, ia sangat bingung saat mengetahui bahwa Leonel mengatakan ingin menyusulnya ke Singapura. Sementara dia dan Dyra pun baru ada satu hari di tempat ini.

Felicia memang sempat hilang kontak dengan Leonel, keduanya juga sempat berperang dingin karena kesalahpahaman waktu itu. Namun, dia masih ingat jelas, adiknya bukan seseorang yang ribet dan ambil pusing jika memiliki masalah.

Leonel selalu berhasil mengatasi masalahnya sendiri, bahkan bisa membuat orang-orang berpikir bahwa dia tidak pernah punya masalah serius.

Lalu, hal apa yang membuat Leonel sampai nekat meninggalkan Indonesia walau hanya untuk beberapa hari saja?

Rasanya, ini bukan seperti Leonel yang dia kenal. Apalagi melihatnya melamun dengan tatapan kosong seperti itu. Sangat berbeda jauh dengan Leonel yang biasanya hanya diam walaupun memang tak banyak bicara.

"Gue lebay banget nggak sih, Kak? Sampe bela-belain pergi ke sini?" Leonel membuka suara untuk yang pertama kalinya sejak dia sampai. "Kayak, apa sih, cowok kok begini."

Felicia mengerutkan alis mendengar ucapan seperti itu keluar dari mulut Leonel. "Ini adik gue yang asli bukan sih?"

Leonel langsung menoleh, ia menatap tajam Felicia. "Gue lagi serius sumpah," serunya agak kesal.

Felicia terkekeh kecil, ia manggut-manggut memahami Leonel sedang tak ingin bergurau. Tak lama ia bangkit, membuat Leonel jadi mendengkus karena merasa Felicia tidak serius menanggapinya.

"Katanya mau dengerin," dumel Leonel.

"Bentaran sabar."

Leonel menghela napas. Sambil menunggu Felicia, ia membuka jaket tebalnya dan menyampirkan asal ke sandaran kursi. Ia sebenarnya ingin bertanya banyak perihal tempat tinggal mewah yang dimiliki Felicia ini, namun rasanya malas hingga pertanyaan itu akan dia simpan dulu sekarang.

Beberapa menit kemudian Felicia kembali, dengan sebuah album kecil di tangan. Mengambil duduk di samping Leonel, Felicia membuka album itu perlahan.

"Dia Sakha, cowok pertama yang deketin gue pas baru pindah ke Singapura."

Leonel bukannya mendengarkan baik-baik malah misuh-misuh karena ucapan Kakaknya. "Ini yang mau curhat siapa?" tanya Leonel kesal.

LEONEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang