23. MEMBURUK-◐o◐-
Leonel memasuki rumah sakit dengan langkah yang tergesa-gesa. Mengabaikan rasa lelah dan lengket di badannya karena masih memakai seragam sekolah sampai sekarang.
Ia langsung panik setelah mendengar kabar bahwa Ibunya kembali dibawa ke rumah sakit setelah ditemukan pingsan di pinggir jalan. Tidak tahu apa yang akan dan sedang Ibunya lakukan hingga ditemukan di sana, bersyukur lagi-lagi tetangganya cepat tanggap dengan membawa Ibunya langsung ke rumah sakit ini.
Melihat siluet dari seseorang yang Leonel kenal, pemuda itu langsung berlari kecil menghampirinya.
"Bu Anggi, I-ibu .... gimana?" tanya Leonel dengan napas yang tidak beraturan.
"Tenang dulu, Le." Bu Anggi menepuk bahu Leonel. "Ibumu di dalam, masih diperiksa dokter."
Leonel melirik jam tangannya, menghembuskan napas berat setelah melihat jarum jam yang menunjuk angka 8. Sungguh, apa yang Ibunya lakukan di jam segini?
"Gimana bisa Bu Anggi nemuin Ibu saya di pinggir jalan?" tanya Leonel penasaran.
Bu Anggi menarik Leonel, ia membawa lelaki itu untuk duduk di kursi tunggu. "Yang nemuin Dyra anak Ibu, katanya dia sempet liat Dyra sesak napas sebelum akhirnya pingsan di sana."
"Sesak napas?"
"Iya, apa sebelumnya nggak pernah?"
Leonel menggeleng. "Ibu cuma suka mimisan, itu juga nggak sering," balasnya. "Apa ini maksudnya kondisi Ibu memburuk?"
"Ssst, udah-udah, dokter juga belum keluar. Kita nggak boleh mutusin gitu aja Ibu kamu kenapa." Bu Anggi menatap Leonel iba. "Kamu baru pulang?"
Leonel jadi menatap bajunya, ia mengangguk singkat. "Abis ada perlu."
"Kamu jangan sering-sering ninggalin Ibumu, Le. Dyra tuh kadang nekat, masih untung hari ini ada yang nemuin dia, kalo nggak gatau bakal gimana."
Leonel mengusap wajahnya, dalam hati membenarkan ucapan Bu Anggi yang mengatakan bahwa Dyra cukup nekat. Sampai-sampai berani keluar rumah di waktu malam gulita seperti ini.
"Kalo kamu memang ada perlu banget, bilang Bu Anggi dulu, biar Ibu yang jagain Dyra selagi kamu nggak ada."
"Iya, Bu."
"Kamu tuh udah Ibu anggap anak sendiri, Le. Jangan sungkan-sungkan sama Ibu."
Leonel tersenyum tipis. "Makasih banyak Bu Anggi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONEL
Novela JuvenilLayaknya sepasang kekasih, Leonel dan Chelsea tidak tanggung-tanggung mengumbar perhatian dan rasa saling peduli mereka terhadap satu sama lain pada khalayak umum. Namun anehnya, jika mereka ditanya perihal apa hubungan mereka? Leonel dan Chelsea d...