42. KONSEKUENSI
[ kira-kira begitu waktu Leonel lagi galau + sensian
🤧🙏🏻-◐o◐-
"Mark please, cuma lo satu-satunya harapan gue."
Marko masih tetap menggeleng. "Chel, lo tau kan itu di depan ada orang yang jaga? Nanti kalo lo ketauan keluar gue harus gimana coba?"
"Ya cari alesan lah, Mark!"
"Astaga Chel..." Mark mengusap wajahnya. "Gini deh, lo keluar rumah sakit kapan?"
"Gak tau, tapi gue bakal minta keluar besok."
Mark memicingkan matanya. "Jangan maksain kalo masih banyak yang sakit!"
"Ih nggak!" elak Chelsea. "Serius ini tinggal bekas lebamnya aja, gue juga bosen kali di sini mulu."
"Ya udah, gitu gue bakal anter lo kalo udah keluar rumah sakit, besok gimana?" tawar Mark.
"Maunya tar malem..." rengek Chelsea. "Please, please! Jaket warna putih tulangnya gue cancel aja lah, Mark. Gantiin sama ini ya?"
Mark mencebikkan bibir. "Kalo gini mah gue lebih baik beliin lo jaket sumpah."
Chelsea mendengkus, namun jika dipikir-pikir Mark sudah baik akan membantunya. Jadi untuk besok, ya sudah tidak apa-apa, setidaknya ia bisa secepat mungkin bertemu Leonel.
"Ya udah, tapi besok janji loh bantu gue!"
"Iya, Chelsea," Mark mengacak-acak rambut Chelsea gemas, kemudian bangkit dan memakai jaketnya. "Balik dulu, Chel. Berani, kan?"
Chelsea mencibir. "Ya berani lah! Enggaknya kenapa?"
"Lah, yang tadi siang bilangnya Mark gue sendirian, buru ke sini, siapa coba?" ejek Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONEL
Teen FictionLayaknya sepasang kekasih, Leonel dan Chelsea tidak tanggung-tanggung mengumbar perhatian dan rasa saling peduli mereka terhadap satu sama lain pada khalayak umum. Namun anehnya, jika mereka ditanya perihal apa hubungan mereka? Leonel dan Chelsea d...