46. KEMAJUAN
-◐o◐-
Bukan hari yang bagus memang, dalam satu hari Ridea bertemu dengan dua orang yang membuat emosinya menyala seketika.
Lepas dari Lauren, sialnya dia malah bertemu dengan Mark. Belum lagi dengan cowok yang menahan tasnya tadi agar tidak menabrak Mark, Sean.
Ridea sudah yakin akan mengakhiri sandiwara ini, maka dari itu ia tidak menolak saat Mark membawanya menepi dan menodong langsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ia jawab waktu itu.
"Gue nggak akan biarin lo kabur lagi, De. Jelasin semuanya sekarang!"
Ridea menyilangkan kedua tangannya di depan dada, berusaha tenang walau dua pasang mata lelaki di depannya ini terlihat sangat mengintimidasi.
Ia memperhatikan Mark dari ujung kepala sampai ujung kaki, berdecih dalam hati melihat gaya cowok itu. Keren memang, tapi tidak sekeren Leonel.
"Jangan liatin gue kayak gitu!" seru Mark risih.
Ridea terkekeh remeh. "Well, dari semua pertanyaan lo, sebenernya dengan satu jawaban bisa ngejawab semuanya."
Mark menaikkan kedua alisnya. Jujur, dia merasa terusik dengan gaya bicara gadis itu.
"Gue," Ridea menggantung ucapannya. "Gue bukan Radea."
Mark diam, begitu juga dengan Sean. Kedua cowok itu saling menatap bingung, lalu menoleh kembali pada Ridea dengan kerutan di dahi.
"Bukan Radea gimana? Aneh lo."
Ridea mengendikkan bahunya acuh. "She's twin, dan gue kembarannya. Terserah kalo nggak percaya."
"Kembar?" beo Mark. "Dih, becanda lo nggak lucu!" Cowok itu menyenggol lengan Sean sekali. "Ya nggak? Kita nggak ketawa, jadi nggak lucu, kan?"
Sean mengabaikan Mark, cowok dengan IQ yang tinggi itu berusaha memproses semuanya, menghubungkan beberapa hal yang menurutnya memang terasa janggal.
"Ck, dah-dah, gua yakin lo emang nggak bisa ngejelasin secepat ini," ucap Mark. "Gue nggak tau apa yang bikin lo berubah, tap--"
"Dia bener Mark," sela Sean cepat. "Mereka kembar, dan sekarang dia lagi nyamar jadi Radea. Waktu jemput Leonel dia udah ada, kemungkinan terbesarnya dia juga dari Singapura. Sekarang lo di sini, dan Radea absen berhari-hari karena ada di Singapura. Gue bener, kan?"
Ridea agak speechless dengan simpulan yang Sean buat dalam beberapa detik, ia mengapresiasi otak cowok itu yang jauh di atas rata-rata.
"Exactly, simpulan lo menjawab semuanya."
"Hah? Bentar, gimana?" Mark belum paham sepenuhnya, penjelasan Sean terlalu cepat bagi dirinya yang otak minim. Butuh beberapa menit lagi untuk mencerna semuanya dengan tepat. "Lu ngejelasin apa ngerap sih? Ambil napas dulu kek."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONEL
Teen FictionLayaknya sepasang kekasih, Leonel dan Chelsea tidak tanggung-tanggung mengumbar perhatian dan rasa saling peduli mereka terhadap satu sama lain pada khalayak umum. Namun anehnya, jika mereka ditanya perihal apa hubungan mereka? Leonel dan Chelsea d...