21. MULUT SAMYANG
-◐o◐-
"Maaf ngerepotin lo mulu, Ka."
"Santai aja sama gue mah," Raka terkekeh. "Gih, pulangnya gue jemput lagi nggak?"
"Gak usah ih, sekarang aja gue nggak enak, mana udah sore banget," jawab Chelsea sambil menatap jam tangannya.
Raka manggut-manggut, memakai helmnya kembali lalu menyalakan mesin motor. "Ya udah, semisal butuh chat gue aja," ucap Raka. "Gue balik, ya!"
Chelsea mengangguk, lalu melambai pada Raka yang mulai menjauh dari kawasannya.
Ia masih belum tau keadaan Leonel karena sampai sekarang belum ada pesan yang terbalas. Namun feeling-nya mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan cowok itu.
Chelsea membenarkan letak tasnya, kemudian melangkah dengan tergesa ke dalam gang rumah Leonel. Suasana sudah sangat sepi, wajar saja karena sekarang sudah pukul 5 lebih.
Chelsea mengetuk pintu rumah Leonel dengan sedikit cemas, melupakan rasa lelah dan lengket badannya akibat latihan penuh perjuangan tadi.
Chelsea menunggu penuh harap, ia mengernyit karena pintu tak kunjung terbuka. Hendak mengetuk sekali lagi namun, panggilan dari arah belakang membuat Chelsea menoleh.
"Leonel!!"
Leonel menghampiri Chelsea dengan beberapa jinjingan di tangannya. Ia mengerutkan dahi ketika melihat Chelsea masih memakai rok sekolah.
"Belum pulang ke rumah?" tanya Leonel galak. Pasalnya sekarang sudah sore dan Chelsea malah datang ke rumahnya.
Chelsea mengabaikan ucapan Leonel, ia malah salah fokus dengan wajah pucat dan sayunya, yang mana menandakan bahwa cowok itu sedang tidak dalam keadaan sehat. "Kenapa nggak bilang kalo lagi sakit?" tanya Chelsea khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONEL
Teen FictionLayaknya sepasang kekasih, Leonel dan Chelsea tidak tanggung-tanggung mengumbar perhatian dan rasa saling peduli mereka terhadap satu sama lain pada khalayak umum. Namun anehnya, jika mereka ditanya perihal apa hubungan mereka? Leonel dan Chelsea d...