PERINGATAN: Pada bab ini mengandung unsur kekerasan dan adegan mengerikan, bagi yang tidak nyaman dianjurkan untuk tidak membaca.
****
Gadis itu tertunduk pilu, dia baru saja menangis lagi. Selalu di tempat ini dia mengekspresikan perasaannya, perasaan yang selama ini selalu ia sembunyikan. Di nisan dingin ini, makam saudarinya tersayang yang terbaring di bawah tanah sana. Saudari kembarnya tersayang ...
Bila mengingat kejadian yang menimpanya dan saudarinya 7 tahun yang lalu saat keduanya masih bocah berumur 11 tahun, rasanya menyesakan sampai sulit bernafas. Kejadian yang mengubahnya menjadi seperti ini ...
****
7 tahun yang lalu.
"Sembunyi ... sembunyi di sini tidak akan ketahuan. Aku pasti akan melindungi kamu ..."
"Tidak apa-apa, asal kamu tidak bersuara ... pasti baik-baik saja ..."
"Jangan pernah keluar dari sini ..."
Saudarinya mengatakan itu padanya beberapa saat yang lalu sebelum kini dia mendengarkan raungan kesakitan di luar sana dalam lemari kayu yang sudah usang dan berdebu. Rintihan kesakitan dan isak tangis di sana terdengar memilukan. Dia mencoba menutup telinganya rapat-rapat dengan tangan-tangan kecilnya, tapi suara itu enggan hilang dan semakin lama semakin menggila.
Dia pengecut! Dia tidak berani keluar dan menolong saudarinya di luar sana! Katanya mereka akan selalu bersama selamanya tapi kini dia bersembunyi dengan aman sementara saudarinya menderita di luar sana. Dia pengecut! Dia tidak layak mendapatkan perlindunganm tidak layak mendapat kasih sayang saudarinya. Dia tidak layak!
Apa yang harus dia lakukan?
Dia harus bagaimana? Apa yang bisa bocah umur 11 tahun lakukan? Menangis?
Semuanya berawal dari 1 tahun yang lalu saat laki-laki tua Belanda datang ke kehidupan mereka yang damai dan membawa mereka ke tanah Belanda dengan iming-imingan untuk membuat hidup mereka bahagia. Padahal selama 10 tahun mereka hidup di panti asuhan di Indonesia, mereka baik-baik saja dan bahagia! Walaupun mereka selalu diejek oleh anak-anak lain dan diperlakukan berbeda karena darah asing mereka, walaupun Ibu panti memaksa mereka menjadi pengemis dan mengamen untuk mendapatkan uang, setidaknya selalu berdua bersama lebih baik dari pada tinggal di tanah asing ini.
Sejak mereka tiba di sini, segalanya berubah. Kehidupan mereka yang dulu berubah. Mereka baru berusia 10 tahun tapi mereka cukup mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Laki-laki tua yang membawa mereka ke Belanda mengaku sebagai Kakek kandung mereka dari pihak Ayah, dia bilang mereka berdua adalah cucunya dan mengajak mereka untuk tinggal di rumah asli mereka dan hidup bahagia di sana.
Namun setibanya di sana, Ibu dan Ayah kandung mereka tidak mau mengakui mereka menjadi anaknya, itu karena mereka sudah terlanjur mencintai anak kembar yang bukan anak kandung mereka. Mereka menolak anak kandungnya dan lebih memilih anak yang mereka adopsi.
Itu terjadi 10 tahun yang lalu saat mereka berdua, dua saudari kembar itu lahir, Ayah dan Ibu mereka mengunjungi Kakek mereka yang menjalani bisnis di Indonesia, keduanya ceroboh dan entah bagaimana kehilangan dua bayi kembar mereka. Untuk menghilangkan rasa sedih itu mereka mengadopsi anak kembar di rumah sakit, anak kembar yang Ibunya melarikan diri setelah melahirkan dua anak itu akhirnya di adopsi oleh pasangan suami istri yang baru kehilangan anak kembar mereka.
Pasangan suami istri itu mencintai anak adopsi mereka seperti anak kandung sendiri dan selama 10 tahun, mencurahkan keduanya dengan kasih sayang. Namun setelah anak kandung mereka yang asli kembali, mereka tidak mau mengakuinya dan lebih memilih anak adopsi yang tinggal bersama mereka dengan penuh kasih sayang selama 10 tahun. Kedua anak adopsi itu di beri nama seperti nama dua anak kandung mereka yang dulu hilang di Indonesia, Lana dan Lily ....
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...