WARNING: Bab ini dibuat agar pembaca memahami masa lalu Kings tentang si pemilik makam. Bab ini dibuat untuk pembaca yang belum membaca story Gabriel. Bab ini dibuat sebagai penengah, bahwa cerita ini dapat dibaca terpisah, bahwa masa lalu Kings tidak akan menjadi hubungan dari kisahnya dan Aria di story ini.
****
"Enak ya jadi dia."
"Beruntung ya dilahirkan dalam keluarga itu."
Dua kalimat itu sering kali dia dengar dari orang-orang yang berbisik melihatnya, dia sudah mendengarkan jenis kalimat-kalimat seperti itu sejak dia mengerti perkataan orang lain.
Kings, Kings Alexander Uino. Nama Uino yang melekat padanya menjadikan kalimat-kalimat itu terus terdengar di telinganya, bukan hanya dari ucapan, tapi dari mata dan sikap semua orang.
Uino, klan keluarga konglomerat di Asia, dengan pemasukan uang yang berbasis dimana-mana, menjadikan nama keluarga itu terdengar seperti nama Bank, mesin pencetak uang.
Dia tidak muluk, dia mengakui jika dia memang beruntung dilahirkan dalam keluarga ini, keluarga konglomerat kaya yang disegani dan dan dihormati semua khalayak sampai para manusia setengah dewa yang berkuasa di negeri mereka juga harus menjilat sepatu mereka.
Sedari kecil dia dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki sederajat yang tinggi juga, dia bergaul dengan anak-anak kaya dan orang-orang terkenal, namun keluarganya memang berbeda. Anak-anak yang di luar sana bangga dengan kekuasaan mereka, berperilaku semena-mena, tidak puas dengan kelebihan mereka, masuk ke dalam jurang gelap bernama pergaulan bebas. Narkotika, minuman keras, perkelahian, judi ilegal, semua itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi kaum yang sering diumpamakan sebagai kaum setengah dewa, tapi memang tidak semua.
Keluarga Kings berbeda, mereka mengutamakan kekeluargaan, anak-anak kaya yang biasanya terjerumus dalam jurang kesesatan adalah mereka yang salah didik, kurang perhatian atau situasi keluarga yang berantakan yang menjadi faktor utama, namun keluarga Kings tidak, keluarganya sangat murah hati untuk memberikan kasih sayang ke sesama, mengutamakan ketulusan dan harmoni yang tulus.
Kings pernah mengalami fase kenakalan, main ke tempat yang tidak seharusnya, mencoba hal-hal yang belum legal, sampai kabur dari rumah. Hell, dia juga tidak sempurna, dia hanya kaya dengan modal tampan, dia manusia biasa juga, bukan tokoh sempurna yang biasa digambarkan dalam novel.
Di dalam keluarganya, tidak ada pemaksaan untuk menjadi apa atau melakukan apa, hanya hidup dengan benar sesuai dengan keinginan hatimu untuk masa depanmu, karena pasti hatimu menginginkan hal yang baik.
Kings pernah berfikir, dia pernah merasa agak berbeda dengan saudara-saudaranya. Misalnya kedua adiknya, dia punya dua adik, Faint dan Rosaline. Betapa dewasanya adiknya itu Faint, memerankan diri sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dengan mengurusi banyak bisnis keluarga, dan Rosaline adik perempuannya? Oh jangan tanyakan bagaimana dia bisa menjadi ratu Paris Fashion Week diusia 14 tahun hanya dengan modal kertas sketsa dan alat tulis untuk menggambar baju, menciptakan merek miliknya sendiri, merek ternama yang disegani dunia. Dan Kings? Oh bukankah di dalam keluarga harus ada satu yang menikmati hasilnya? Siapa yang akan menghabiskan uang kalau tidak ada yang memakainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...