****
Aria memiliki kelas malam hari ini, karenanya itu dia masih berkeliaran di Berg pukul 20:00. Ia berjalan di gedung J di mana Fakultas Manajemen, Ekonomi dan Bisnis berada. Lily juga mengambil jurusan ini, setiap Fakultas memiliki gedung yang berbeda, dan pas sekali Fakultas ini memiliki gedung yang bersebelahan dengan Fakultas Hukum.
Aria memiliki tugas wawancara untuk mata kuliah Hukum Kewirausahaan, dia perlu mewawancarai mahasiswa di gedung J. Aria memiliki kebiasaan untuk menuntaskan tugasnya secepat mungkin, setelah kelas malamnya berakhir dia pergi ke gedung J segera untuk mencari narasumber wawancara.
Koridor hampir sepi dan jarang ada mahasiswa di sana, mungkin karena sudah malam. Aria naik ke lantai dua, tempat mahasiswa yang mengambil jenjang pendidikan Graduate atau S2 (gelar master), walaupun jarang ada mahasiswa Graduate pada Fakultas ini di kelas malam, karena ini Berg dan tempat berkumpulnya dan terciptanya sistem kasta sosial kelas atas, mahasiswanya pasti sibuk dengan bisnis mereka.
Namun, nampaknya benang nasib memang membawa Aria ke jalan ini. Aria yang berjalan di tengah koridor begitu sampai ke lantai dua menemukan seorang mahasiswa di tengah jalan, dia dengan ramah meminta waktunya untuk di wawancarai. Sang calon Graduate itu tentu saja mau, siapa yang tidak kenal dewi dari Fakultas Hukum yang cantik dan ramah itu? Aria, semua orang kenal dia, betapa beruntungnya dia.
Di tengah-tengah pembicaraan, suara langkah sekelompok orang datang dan menginterupsi mereka. "Wawancara? Aku rasa aku lebih berpengalaman sebagai narasumber, bagaimana kalau aku saja?"
Aria melihat ke asal suara itu, dia mengenali suaranya, suara di balik topeng pada kegelapan malam, Louist Vromme. Selain Louist, di sisinya ada teman-teman sejatinya itu, para Kelinci. Nial Ge Douglas, Dante Veldman dan Leo Van Everhart .
Berbeda dengan ketiga temannya, Louist tersenyum ramah pada Aria, mereka adalah orang-orang dengan reputasi baik, tapi dengan topeng kelinci mereka, mereka berubah menjadi monster yang mengerikan.
Aria tersenyum ramah, dia menunjukkan wajah tidak enak hati seolah dia bersiap untuk menolak, namun Louist menghentikan niat Aria. Dia bicara dengan narasumber yang sudah Aria pilih. "Kau pasti sibuk,kan? Tidak ada waktu,kan?"
"I–iya ...." Mahasiswa yang Aria tawari menjadi narasumbernya mengiyakan dengan cepat lalu beringsut pergi, dia masih bisa ketakutan dengan latar belakang orang-orang ini meskipun usianya mungkin sudah terlihat lebih dari kepala tiga.
Aria memandang kepergian orang itu seperti keheranan, lalu dia melihat ke mereka. "Sepertinya dia benar-benar sibuk, aku jadi tidak enak hati."
"Iya, sayang sekali ya? Tapi aku tidak sibuk, kau boleh mengambil waktuku sebanyak yang kau mau, Aria." Louist tersenyum hangat sambil mengarahkan Aria ke ruang terdekat di sana untuk wawancara.
"Anda kenal saya?" tanya Aria saat dia sudah sampai di ruangan dan duduk.
Ketiga orang yang melihat Louist dari pintu saling pandang dengan Louist saat Aria menanyakan pertanyaan itu. Dia serius menanyakan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...