BAB 20: Bercanda Dengan Lily.

3.5K 770 323
                                    

            

Jaga kesehatan, tetap dirumah dan semoga bahagia, jangan lupa tanggapan kalian, komentar kalian sangat membantu sebagai penyemangat. 

Dan saya suka setengah mati dengan teori spekulasi kalian, terharu bacanya. Mohon maaf untuk segala kekurangan dan terimakasih :)


****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam hari, pukul 21:00.

Canaria menggigil kedinginan dan kengerian, kakinya bergetar bersembunyi di balik drum-drum bekas yang menumpuk di dekat pondasi bangunan. Dia melihat pemandangan seram di depannya, pemadangan seorang laki-laki yang selalu memancarkan aura menyebalkan kini terlihat tak berdaya dan kesakitan.

Daniel Matheos ....

BUAGH!

"UGH! Uhuk! Ugh ...."

Erangan kesakitan itu datang kesekian kalinya malam ini, mengisi keheningan yang melanda bangunan kosong di tengah kota, bangunan yang biasanya dipakai berandalan-berandalan melakukan rutinitas mereka seperti judi, minum-minuman keras, memakai obat-obatan, bermain dengan perempuan dan tindakan kekerasan seperti ini.

Bangunan itu tidak ramai seperti biasanya, malam ini nampak sepi, yang ada hanya sekelompok orang yang datang dengan mobil mewah mereka, menghajar seorang laki-laki dengan kekerasan yang brutal. Laki-laki yang tidak biasa mendapatkan kekerasan itu mencoba melindungi dirinya dari pukulan demi pukulan dengan membungkukan tubuhnya seperti kura-kura, dia kesakitan, dia ingin meminta tolong, tapi dia tidak bisa. Dia hanya bisa bungkam dan menahan semua kesakitan ini.

Bergantian mereka menghajarnya, tidak meninggalkan bekas pada wajahnya, namun menganiaya tubuhnya yang masih bisa disembunyikan, mereka mempunyai kontrol diri yang jelas kuat. Jelas sekali bahwa mereka terbiasa melakukan hal-hal seperti ini, dan laki-laki itu sama sekali tidak menyangka dia akan menjadi korban mereka.

Tidak hanya laki-laki, tapi perempuan yang menghajarnya juga, mereka sangat terampil membuat korban merasa sangat menderita, pukulan mereka sangat efektif seolah mereka memiliki pengalaman yang banyak, mereka sangat jelas tahu di mana bagian paling menyakitkan ketika dipukul.

Salah satu dari mereka mengambil kayu terdekat untuk memukulnya, dua temannya yang lain memegangi tubuh besar kekarnya yang sudah lemas itu, saat kayu sudah melayang di udara siap menghantam Daniel, suara lembut terdengar di antara mereka membuat semua aktivitas mereka berhenti.

"Cukup," suaranya lembut namun sangat mendominasi, suara dari seorang perempuan yang terdengar lembut itu berasal dari dia yang duduk dengan tenang di pipa-pipa besar yang tersusun menggunung dan menonton pertunjukan kekerasan di depannya, melipat tangannya, bersikap seperti penonton yang tidak terlihat.

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang