BAB 18: Beramah Tamah: Louist, Nial, Dante.

4K 786 245
                                    

Selamat Idul Adha. Wah telat sekali🙏 semoga sehat dan selalu bahagia.


 Wah telat sekali🙏 semoga sehat dan selalu bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


Aria tidak mengatakan apa-apa pada The Laws alasannya pergi begitu lama, jika dia mengatakan pipinya bengkak karena ditampar dan dia menangis selama 14 hari penuh, entah apa yang akan mereka lakukan. Seseorang bisa bertindak ceroboh saat marah dan cemas, Aria tidak bisa membiarkan mereka mengambil langkah karena kemarahan, tindakan yang dilakukan saat marah adalah kebodohan, dan Aria benci sesuatu yang berjalan tanpa rencana walau pun membuahkan sesuatu yang baik.

The Laws tidak bertanya, namun dalam hati mereka ingin tahu, mereka menyembunyikan kecemasan tapi mereka menahan lisan untuk bertanya, mereka cemas Aria akan kecewa karena keingintahuan mereka akan urusannya.

Aria yang peka memberikan mereka jawaban untuk menghilangkan resah di hati. "Aku diculik Oom kaya dan dapat pesawat terbang yang ada pilotnya."

"...." What the ... hell?

Aria tertawa kecil dan memberikan alasan yang baik. "Aku rindu Asia." Jawabannya seketika membuat teman-temannya membeku, hening melanda dan sedih menyeruak di dada. Ingin mereka memeluknya namun Aria benci dikasihani jika itu berkaitan dengan Asia dan keluarganya.

"Tidak apa-apa kalau kita bersama di depan orang-orang?" tanya Azazel. Dia mengalihkan pembicaraan. Aria tidak mau membicarakan ini dan mereka tidak mau membuat Aria merasa tidak nyaman, jadi Azazel hanya bisa mengalihkan pembicaraan.

"Sekarang aku hanya teman main kalian yang baru, masih orang asing. Tentu saja aku akan terlihat seperti pengganggu di mata orang-orang tertentu, dan itu menyenangkan untuk membuat hati mereka lalai dan bertindak ceroboh," jawab Aria.

Ucapan Aria penuh dengan makna, dan itu tentu saja bukanlah ide yang buruk. Dengan menebar kecemasan itu akan membuat lawan bertindak agresif tanpa melihat kesalahan yang mungkin akan mereka lakukan saat mereka bertindak tergesa-gesa.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Azazel lagi.

"Menebar kepanikan, tentu saja." Jawab Aria.

Menebar kepanikan? Mereka semua cerdas, mereka bersama-sama dengan Aria sudah lama dan mengenal Aria dengan baik, namun kadang mereka masih tidak bisa mengerti arah rencana dan pikiran Aria.

"Kepanikan akan membuat seseorang yang sangat berhati-hati bisa salah mengambil langkah, satu langkah yang salah sudah cukup untuk mengendalikan papan catur, mengubah lawan menjadi pion milik sendiri." Tersenyum dia memikirkan apa yang sedang dipikirkan pemain cerdas yang pintar membangun sentiment itu, Lily.

"Bagaimana dengan kelinci Ge Douglas itu?" tanya Aria.

Aria bertanya tentang penyelidikan mereka pada Nial Ge Douglas.

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang