BAB 35: Cangkang Yang Retak

4.3K 796 288
                                    

"Kebenaran memang menyakitkan. Tapi, kebohongan bisa membunuh."

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Kegaduhan mengisi. Lily Van Amstel yang namanya popular di Berg kini menjadi bintang utama pertunjukkan, semua orang menunjuk-nunjuknya dengan terang-terangan, tidak lagi menahan-nahan suara mereka, membicarakannya dengan jelas tanpa bisik-bisik lagi. Seolah-olah itu seperti err-awalnya nama Van Amstel yang disandangnya membuat orang-orang sedikit menjaga mulut mereka, namun setelah dugaan bahwa nama Van Amstel yang dipakainya bukan miliknya seketika itu membuat kesopanan semua orang menjadi hilang.

Memang ucapan Canaria belum dikonfirmasi kebenarannya, namun berita yang besar membuat orang-orang tidak bisa mengontrol mulut mereka, mulai membicarakannya dan membesar-besarkannya, sama sekali tidak perduli dasar rumor itu.

Apa lagi diam Lily menjadi jawaban dari semua pernyataan dari Canaria, Lily menjadi diam, tidak membuka mulutnya sedikit pun untuk bicara, membela dirinya atau menangis seperti yang biasa dilakukannya. Seakan-akan diamnya itu menjadi pengakuan darinya, bahwa apa yang dilontarkan Canaria adalah kebenaran yang tidak bisa disangkalnya.

Lily itu cerdas, dia pintar bersilat lidah dan membalikkan hitam di atas putih semudah dia membalikkan telapak tangannya. Namun satu kebenaran membuatnya diam, kehilangan semua kekuatannya, seakan-akan inti nyawanya telah dicabut dari raganya.

Kebenaran bahwa dia bukanlah Van Amstel yang asli adalah serangan yang mematikan untuknya. Rasa percaya diri dan kebanggaan yang dia miliki semuanya berasal dari nama itu, kekuatannya bersumber dari sana. Dia merasa aman dan terbiasa memakai nama itu, apa lagi saat orang tuanya tidak ingin anak yang lain memakai nama itu selain dia, membuatnya semakin lama semakin larut dalam ilusi bahwa dia adalah yang asli, bukan pengganti, bukan yang palsu, bukan si adopsi.

Lily bahkan tidak memiliki kekuatan untuk lari atau menyanggah ucapan Canaria, dia hanya diam, tidak melakukan apa-apa, mimpi buruk yang selalu dia takuti namun dia lupakan karena rasa aman dan percaya dirinya kini menjadi kenyataan.

Kecerdasannya kini tidak lagi berjalan, seolah-olah otaknya berhenti bekerja sesaat, dia tidak memikirkan bagaimana Canaria bisa tahu atau bagaimana untuk menghindar dari situasi ini, dia hanya diam. Ini terlalu mengejutkan baginya, dia tidak pernah menduga di dalam hidupnya akan ada hari saat semuanya akan terungkap. Karena dia tidak pernah menduga itu, dia tidak pernah memikirkan solusi terbaik dari semua ini, dia tidak berguna saat ini, dia tidak mampu lagi bertumpu atau melakukan apa-apa lagi. Dia melemah, dia tidak bisa memikirkan apa pun.

"Astaga! Apa kalian dengar barusan? Demi Tuhan bukan aku sendiri yang dengar,kan? Lily ternyata ...."

"Tapi-tapi ... bisa saja Canaria asal bicara,kan?"

"Lalu kenapa Lily diam saja? Itu artinya apa yang Canaria katakan benar! Lihat wajah Lily, dia pucat seperti orang mati!"

"Kasihan dia ...."

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang