BAB 16: Hari Bersamanya.

4.1K 844 280
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Aria mengambil izin untuk tidak masuk kuliah selama lebih dari 2 minggu. Teman-temannya bahkan kehilangan kabar tentang Aria.

Sudah ada desas-desus tidak mengenakan di Berg, ada yang bilang Aria diusir keluarga Van Amstel karena kemalangan yang menimpa Lily. Ada sebagian orang yang berpihak pada Lily, entah cerita apa yang Lily utarakan di Berg hingga banyak yang tidak menyukai sampai benci dengan Aria, namun juga sebagian tetap menyukai dan mendukung Aria.

Namun selagi Aria tidak ada, tentu saja rumor buruk tentangnya semakin membahana, tanpa Aria yang membuka suara menyangkal rumor, maka Lily bisa leluasa terus menyebarkan rumor buruk tentangnya. Tentu saja cara Lily menyampaikan begitu epic hingga tidak ada yang sadar kalau dia bicara buruk tentang Aria, membuat orang lain ambigu dan salah paham tentang Aria, itu keahlian Lily.

Setelah hari Aria ditampar, Eugene memutuskan untuk tinggal di rumah yang sama dengan mereka.

Esok harinya entah bagaimana Jan Ayahnya Aria saat sarapan pagi dimulai keadaan sudah buruk. Rupanya Eugene kembali mengajak anaknya itu bicara dan melampiaskan semua kekesalannya lagi pada anaknya itu. Eugene tidak pernah sekasar ini sebelumnya, namun itu dia lakukan bukan karena dia kesal, tapi itu cara terbaik melindungi Jan anaknya, sebelum Aria bertindak lebih dulu. Karena kalau Aria yang bertindak, tidak hanya lebam, tapi akan menyisakan bekas luka yang permanen.

Ke mana Aria pergi? Ke mana lagi? Tentu saja ke tempat di mana Asia berada. Indonesia ....

Aria tinggal di rumah yang dibeli Eugene untuknya saat ia masih kecil, selain memulihkan luka di wajahnya dia harus memperbaiki emosinya yang tidak stabil. Tangannya terus gemetar tidak tahan ingin mencabik wajah Jan yang sudah menamparnya. Untuk memperbaiki topengnya yang retak, dia harus memulihkan dirinya sendiri, dia takut dia kehilangan kendali ....

Bengkak di pipinya sudah pulih, hanya ada sedikit memar biru di garis rahang kecilnya, namun memar merupakan bekas yang buruk, menjelaskan betapa kuat dan bertenaganya tamparan itu. Senyum sudah terukir di wajahnya saat ia berjalan ke pemakaman, dia mengunjungi makam lagi hari ini seperti hari-hari sebelumnya, dan selama itu juga dia tidak menemukan Paman yang selalu ada di sampingnya itu.

Dari pagi berembun, siang yang terik dan senja yang merah dia masih duduk di rumput makam, dia bercerita banyak hal menyenangkan, sesekali ia menangis menyesali kehilangan Asia dalam hidupnya.

Duduk ia dengan mata yang memerah karena banyak menangis, tangannya mengayam bunga-bunga liar yang ada di sekitar pemakaman, ia kumpulkan dan ia bentuk menjadi mahkota kepala yang cantik.

Aria menaruh rangkaian anyaman bunga itu pada nisan Asia dan dengan lirih dia bergumam, suaranya menjadi serak dan tidak begitu jelas. "Asia ... aku memikirkannya, bagaimana kalau aku ikut saja denganmu? Kita bisa bersama kembali selamanya setelah itu. Hm?"

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang