BAB 63: Puisi Mawar Merah

2K 355 131
                                    

Bismillahirohmanirohim.

Assalamualaikum hello again, setelah menghilang lama tanpa dosa akhirnya co kembali membawa sejuta petaka dan musibah serta masalah hidup orang untuk kalian 🥰 jangan marah, orang sabar pantatnya lebar 🙏☺️


Assalamualaikum hello again, setelah menghilang lama tanpa dosa akhirnya co kembali membawa sejuta petaka dan musibah serta masalah hidup orang untuk kalian 🥰 jangan marah, orang sabar pantatnya lebar 🙏☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***********







Aria melihat jam berputar dengan tatapan bosan, menunggu waktu sampai Lana kembali membelikan sesuatu untuk dimakan. Dengan segala kebosanan yang merasuki, Aria bangkit dari tempat tidurnya--membawa sekalian infusnya yang tergantung di tiang pendek. Kakinya berjalan menuju bunga mawar merah segar yang masih tergeletak di meja, rangkaian bunga itu tampak sederhana, dilapisi kertas putih biasa, seperti dipetik di kebun sendiri.

Diambilnya bunga di meja, dihirupnya dalam-dalam aromanya. Aromanya mengingatkan Aria pada pemakaman. Sesuatu menusuk hidung Aria, saat dilihat, di dalam bunga mawar itu terdapat kartu ucapan, sisi ujung kartu tersebut menusuk Aria sehingga Aria menyadari keberadaan kartunya.

Prang!

Suara pecahan yang sedikit terendam akibat ruangan yang kedap suara membuat pikiran Aria teralihkan pada kartu di dalam bunga mawar. Karena kamar rumah sakit Aria kedap suara, Aria tidak tahu keributan apa yang terjadi di luar kamarnya, namun suara pecahan berhasil terdengar, mungkin karena suara pecahannya begitu keras sehingga berhasil menembus ke dalam kamar Aria.

"Satwa liar mana yang berkeliaran dan membuat kehebohan di rumah sakit ...." Aria mengeluh.

Diletakkan kembali bunga mawar itu di meja, hampir setengah jatuh. Aria menyeret tiang infusnya menuju pintu keluar.

Cklek.

Terbuka sedikit, ditahan Aria spontan begitu ia bisa melihat siapa yang ada di luar melalui celah  pintu.

Apa itu? Aria seperti melihat oasis: 4 ekor harimau (The Laws), seekor ular (Bryle) dan pengasuh bayi .... Kings.

Ternyata para satwa liar yang membuat keributan adalah kenalannya.🙂

Dari sudut pandang Aria, entah bagaimana si Oom Paman yang wajahnya babyface itu terlihat seperti pengasuh, berdiri di tengah-tengah, mendamaikan para hewan buas yang mengamuk.

"Anak-anak baik, tenang ya. Bertengkar itu tidak baik, kalian semua anak baik kan?" Suara lembut Kings mencoba menenangkan The Laws dan Bryle.

"Aku bukan anak baik!" Kata Karel bangga.

"Aku anak berbakat dan punya banyak keterampilan," jawab Lucy juga dengan bangga.

"Aku anak orang kaya!" Jawab si Dieter dengan lebih bangga lagi.

Kings memutar bola matanya, lalu melihat ke Azazel dan Bryle, siapa tahu mereka juga ingin menyangkal pendapat Kings kalau mereka anak baik.

Azazel yang mengerti arti tatapan Kings, menjawab untuk dirinya sendiri dan Bryle. "Aku anak penghuni surga, dia anak menghuni neraka."

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang