****
"Hah ...." Aria mendesah lesu. Dia memikirkan banyak lagi, memikirkan langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya, dia merasa resah karena para kelinci-kelinci itu bisa bernapas bebas di luar sana tanpa kesulitan sedikit pun. Dia sengaja mengambil Louist untuk dimanfaatkan, dia menunggu kapan kelinci-kelinci itu kembali beraksi seperti yang sering mereka lakukan, seperti yang mereka lakukan pada Aria dan Asia ....
"Jangan mendesah seperti itu, sumpah kau tidak seksi sama sekali." Suara Paman-Paman keladi di depannya menganggu pikiran Aria. Dia masih menggerogoti makanan Aria yang baru Aria pesan lagi. Kings makan sambil menggunakan ponselnya, seperti mengirim pesan.
Kings menaruh ponselnya dan fokus pada Aria di depannya yang menatap Kings tajam namun senyum lembut itu tetap terukir. "Kau harus minum Vitamin banyak-banyak dulu untuk mengembangbiakkan tubuhmu, baru setelah itu kau boleh mendesah. Kalau sekarang sih aku tidak tergoda sama sekali. Kasihan kau Aria."
"Paman, kapan sih Paman meninggal?" Aria sudah sering mendengarkan hinaannya seperti ini terutama tentang fisik tubuh Aria. Aria sering menangis sesegukan di makan Asia, dan Kings sering membungkam mulutnya dan bilang kalau tangisannya jelek dan sama sekali tidak menggoda. Tapi walaupun sudah biasa tetap saja Aria tetap kesal setiap saat dengannya. "Paman harus minum Baygon dan Deterjen banyak-banyak, aku tidak sabar melayat di makam Paman."
"Kau kesal?" Kings tertawa geli, dia tidak tahan untuk tertawa terpingkal-pingkal karena Aria.
Aria menghela nafas, Aria bisa menahan dirinya dengan baik di depan semua orang, tapi tidak dengan Kings. Aria selalu frontal menyampaikan isi hatinya, setelah itu Aria akan menyesal karena tidak bisa menahan dirinya. Aria tidak bisa berbohong dan memakai topeng palsunya di depan Kings, dia selalu berbeda dari semua orang bagi Aria.
Kings menopang dagunya dan memberi nasehat manis untuk Aria, "Kau tahu, kata Harley Queen secara psikologis balas dendam jarang memberi kelegaan yang kita harapkan." Kings tersenyum manis ketika Aria melihat padanya, "kenapa tidak menjalani hidup dengan baik dan lupakan segalanya, makan makanan yang lezat, traveling keliling dunia dan main lari-lari saja denganku?"
"Tidak minat," jawab Aria. Lalu dengan senyuman matanya menatap Kings seolah meremehkan. "Apalagi kalau main lari-larinya dengan Paman, lebih tidak minat."
Kings menegakan tubuhnya, merasa terhina. "Kenapa? Apa yang salah denganku?"
"Kan sudah aku bilang, Paman lembab dan basah, aku benci sesuatu yang seperti itu."
"...." Sumpah, Kings bingung. Sebenarnya apa maksud dari lembab dan basah itu? Dari segi mananya Kings terlihat lembab dan basah?
"Kenapa kau melakukan itu alih-alih melupakan segalanya saja?" tanya Kings.
"Aku tidak mengerti Paman bicara apa dari tadi," jawab Aria. Aria tahu Kings paham apa yang sebenarnya terjadi pada Aria dan sama lalunya, Kings adalah pusat teknologi, bukan tidak mungkin dia tahu segala tentang orang lain. Kings juga tahu tentang Aria dan kelinci-kelinci itu, Aria mencari tahu setengah mati tentang identitas kelinci-kelinci itu, tapi Kings bisa mengetahuinya dalam sepersekian detik. Tapi Aria dan Kings sama-sama mengerti untuk diam dan berpura-pura tidak mengerti satu sama lain, namun sekarang Kings bertanya dengan frontal?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...