BAB 8: Praduga

4.3K 846 215
                                    

Wattpad saya eror lagi, takut lama-lama akun hilang.









****

"Paman Oom?"

Kings, "..."

"Kenapa ... kenapa Paman ada di sini?" Aria setengah terkejut melihat Kings yang muncul tiba-tiba seperti ini, namun dia mengerti kalau pesta ini adalah pesta kelas sosial, Aria tahu Paman ini pasti memiliki latar belakang yang baik, dari bau-baunya saja sudah tercium.

Aria menghela nafas, Aria selalu memperhitungkan segala hal dengan baik, semua hal masuk ke skenario dalam rencana-rencananya, namun hadirnya Paman gila senyum itu seperti cacat dalam skenario Aria.

Kings mengerucutkan bibirnya singkat. "Pertama, mari kita bahas soal panggilanmu itu. Kau masih memanggilku Paman? Aria dengar, orang tuaku memotong sapi 10 untuk memberiku nama."

"Paman masih mau berdebat? Ngomong-ngomong senang bisa bertemu Paman lagi tapi bisakah Paman pergi?"

"..." Jadi intinya kau senang atau tidak sih?

Kings rasa harus mandi wajib. Dia bilang dia senang bisa bertemu Kings lagi tapi dia menyuruh Kings pergi.

"Aria Ashe Van Amstel, burung phoenix yang tidak diakui keluarganya sebagai phoenix sejati." Ucapan Kings membuat Aria menimbang untuk meninggalkannya, Aria mulai memikirkan identitas apa yang dimiliki Paman ini, dia bisa mengetahui hal-hal yang ditutupi baik-baik. Keluarga Van Amstel bukan hanya sekedar nama keluarga berlatar belakang sosial tinggi, tapi salah satu dari cabang-cabang tinggi di Netherlands.

Aria harus menonton pertunjukan menarik dengan Canaria Horatia sebagai tokoh utamanya, namun dia tidak bisa menjalankan suatu skenario dengan tokoh tambahan di dalamnya. Kenapa Paman ini harus muncul?

Aria gagal untuk mengabaikannya kala Paman itu mengatakan sesuatu yang membuat Aria benar-benar terkejut, sangat-sangat terkejut. "Aria, apa rencanamu tentang kelinci-kelinci itu?" Keterkejutan Aria membuatnya terkekeh kecil, dia mendekat pada Aria dan berbisik pada telinganya, "aku tahu segalanya tentangmu, Aria. Segalanya ...."

Aria tersentak menjauh, dia memegang dadanya tanpa sadar karena keterkejutan. Tentang hal-hal yang pernah ia alami, tentang kisah Aria dan Asia hanya diketahui oleh keluarganya saja dan para Laws. Tapi, Paman ini sampai tahu tentang kelinci-kelinci itu? Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ....

"Paman ini sebenarnya siapa? Apa identitas Paman? Agen Badan Intelijen?"

Kings memejamkan matanya dan membentuk garis tipis pada bibirnya menahan tawa. "Memangnya apa yang kau pikirkan tentang identitasku sebelumnya?"

"Paman abnormal mantan model majalah dewasa yang tidak laku di agensi yang sudah bangkrut"

"... tragis sekali."

Kings mengulurkan tangannya pada Aria untuk berkenalan, Aria menatap tangan Kings seolah ada racun sianida yang menempel di tangan itu. Kings akhirnya manarik tangannya lagi, lucu kala Aria menjadi waspada di sini, saat di pemakaman dia seperti tidak takut dan tidak peduli apapun mau dia menangis berguling-guling di rumput, atau mengeluarkan ingus sampai mulut dia tidak peduli. Dia memasang perisai disini, menjaga karakter dengan baik dan tiap langkahnya dengan hati-hati. Dia menyembunyikan dirinya di balik topeng tak kasat mata dengan sangat baik di sini.

Tapi, suasana hati Kings sangat baik. Dia tahu bagaimana Aria sebenarnya, dan dia terlihat tidak mau menyembunyikan apapun pada Kings, dia hanya waspada.

"Kings," ucapnya. "Namaku Kings Alexander Uino, senang bisa berkenalan denganmu Aria." Kings menjulurkan tangannya lagi namun Aria sama sekali tidak menyambutnya lagi.

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang