************************************
Pagi hari di akhir pekan.
Suara getar ponsel Aria menghentikan rutinitasnya, ia tengah berkemas memasukan beberapa perlengkapan ke ranselnya.
Aria melihat foto yang dikirimkan di grub chat. Karel mengirimkan beberapa properti penunjuk jalan lengkap dengan tiang-tiang penyangga. Aria tersenyum, bukan hanya Aria yang sangat sibuk.
"Kotak obat ini mau dimasukkan juga?" tanya Lana. Lana main pagi-pagi sekali ke kamar Aria, lalu membantu Aria berkemas. "Kenapa banyak sekali jenis obat di dalam kotak obatmu."
"Tidak perlu, kalau ada kotak obat berarti ada yang harus diobati, aku tidak mau mengobati orang lain," jawab Aria.
"Bukan orang lain, tapi kau," tutur Lana.
"Aku tidak akan terluka."
"Dari mana kau tahu kalau kau tidak akan terluka?"
"Soalnya aku tidak suka sakit," balas Aria.
"..."
"Sebenarnya kau mau kemana? Bawa baju hanya sepasang, tidak bawa makanan, tapi bawa selimut, jaket tebal dan ... apa ini? Kenapa kau bawa batu besar ini? Bukannya ini batu di pekarangan depan?"
"Oh itu," Aria sambil membereskan beberapa hal lagi menjawab dengan seadanya, "soalnya aku mempunyai firasat untuk melempar kepala orang dengan batu itu."
"Aria, aku serius."
"Aku pun serius," jawab Aria, "kau tidak tahu betapa liarnya Paman itu, apalagi aku mau ke alam bebas, bisa-bisa semakin membabi buta tingkah hewanisme-nya."
"... kau ini bicara soal apa sih?" Lana tidak mengerti, "jadi benar kau mau camping?"
"Apakah tidak jelas? Lana kau bodoh ya? Sana ronsen dulu otakmu," Aria tidak mau bicara baik-baik pada Lana semenjak Lana dan ia sudah berkenalan dengan kejujuran satu sama lain. "Jelas-jelas kau membantuku berkemas sejak tadi, masa tidak tahu aku mau ke mana? Ah, malas aku bicara dengan Lana, cantik-cantik tapi otaknya kosong."
"..." wah santai sekali ya kau Aria bicara seperti itu. Lana belum juga terbiasa dengan Aria yang bicara apa adanya seperti ini, cakapnya kasar namun suaranya saat mengucapkan kata-kata kasar masih terdengar lembut bersambutan dengan senyuman yang ramah.
"Makanya aku bertanya, kenapa hanya bawa baju sepasang dan tidak bawa makanan?"
"Soalnya aku mau main drama-dramaan, peralatannya cukup ini. Kalau makanan aku sudah kirim pesan." Aria selesai berkemas, ia pergi ke kamar mandinya untuk menaruh barang yang tidak jadi ia bawa. Saat membuka pintu kamar mandi ....
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...