Selamat Pagi, semoga semuanya dalam keadaan baik. Sudah lama Bab ini ditulis dan harusnya tinggal publikasi saja. Tapi Co terganggu dengan 'beberapa' pesan yang membuat Mood seketika turun dan untuk sementara berat banget buka Wattys. but terimakasih untuk para pembaca yang selalu bisa memperbaiki mood Co dan terus memberikan dukungan serta semangat. Semoga kalian bahagia dan sabar menanti.
selamat membaca.🤗
**********
Beberapa jam sebelumnya.
Aria bangun dari tidurnya saat masih gelap, Kings tidak ada di sisinya, saat dicarinya— Kings sudah seperti ulat bulu dengan jaket tebal penuh dengan bulu-bulu duduk di pinggiran sungai. Dia .... memancing?
"Sudah bangun?" Kings menoleh saat menyadari kedatangan Aria, "matahari sebentar lagi terbit, duduklah di sini."
Aria duduk di sampingnya, "Paman memancing apa?" tanya Aria.
"Dinosaurus," jawab Kings.
Aria dan Kings saling pandang, siapa yang mau disalahkan, yang bertanya juga salah, yang menjawab juga salah.
"Katanya mungkin sebentar lagi dia sadar," jawab Kings. Tentu saja Kings dengar dari 'orang-orangnya'
"Harus, kalau dia tidak sadar juga, akan aku seret dia kembali." Aria menghela napas, "aku juga harus kembali, aku rindu Eugene ...."
"Kau harus panggil dia Kakek," Kings ceramah. "Aria, saat bertemu dengan orang tuaku nanti, kau harus panggil mereka Ayah-Ibu atau apalah, jangan panggil namanya, nanti bisa-bisa mereka tahu kau hewan buas."
"Kan Paman yatim piatu? Paman kan anak pungut seperti Lily."
"Kau tidak perlu menohok hatiku dengan kenyataan yang sudah jelas," Kings yang geram meletakkan pancingannya dan mencekik Aria dengan candaan ringan.
Aria tertawa sambil mencoba menghindari Kings.
"Hei, tahu tidak apa yang aneh?" tanya Kings tiba-tiba saat Aria sudah menangkap tangan Kings.
"Ng?"
"Aku mulai memperhatikan orang-orang di sekitarmu, dan ... aku pikir kau bersikap seperti orang dewasa yang tidak sesuai dengan umurmu saat bersama mereka, persis seperti saat kau dan aku baru pertama kali bertemu. Tapi ada yang berbeda, saat bersama denganku kau berperilaku manis seperti anak kecil yang sesuai dengan usiamu, aku harap kau tetap nyaman saat bersamaku."
"Setelah dipikir-pikir ... Paman ada benarnya sih." Aria sendiri pun baru memikirkannya saat Kings bilang seperti itu. Aria tidak akan mau bersikap kekanakan, jahil, dan mengeluarkan semua yang dia pikirkan dan apa yang ingin dia lakukan di depan keluarga bahkan teman-temannya tanpa pertimbangan lebih dulu. Berbeda saat bersama Kings, segalanya mengalir begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGS: Themis
FantasyDia Aria Ashe Van Amstel. Anak kandung dari keluarga Van Amstel yang tidak diakui keluarganya karena mereka lebih mencintai anak adopsi mereka, dia hidup dalam penindasan orang tua dan saudari tirinya yang berpura-pura lemah dan baik. Dia tidak berd...