BAB 47: Laki-laki di Pemakaman Bag.3

3.2K 639 212
                                    


Bismillah .... Mohon maaf untuk segala kesalahan dalam penulisan, jangan lupa tinggalkan jejak keberadaan kalian, semangat.




********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

********


















"Aku bilang aku tidak bisa, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan di sini." Helaan nafas panjang terdengar dari percakapan di ujung telepon sana, menunjukkan rasa lelah yang terdengar.

"Aria, kau harus datang apa pun yang terjadi, tidak ada yang boleh menghalangimu untuk datang, aku sungguh memaksamu. Ini sangat penting!" Gadis bersuara tegas bernama Karel  itu menekankan pada gadis bernama Aria di seberang telepon untuk datang.

"Tidak bisa---"

"Kau harus!" Gadis agak gemulai bernama Lucy mengambil paksa ponsel dari tangan Karel, selalu bicara dengan tergesa kepada Aria, "ini lebih penting dari hidup dan mati Karel--"

Pak!

Karel memberikan pukulan pada bahu Lucy, sontak Lucy berteriak sakit, hampir ponsel terlempar dari tangannya namun segera pemuda bermata elang bertampang tak ramah cepat menangkapnya, Dieter dengan sigap menangkapnya. Sementara dua gadis di sana sudah berguling-guling ria untuk memenangkan pertarungan, baik Lucy dan Karel tidak mau kalah untuk saling menjambak dan main tendang-tendangan. Apa mereka tidak lelah bertengkar setiap hari?

"Dua gadismu tengah berkelahi, mereka tidak akan mendengarkan aku, pertarungan kali ini cukup sengit." Dieter bicara pada Aria sambil melihat pada Lucy dan Karel yang berguling liar di lantai. "Aku tidak berani mendekat."

"Suruh Azazel menghentikan mereka."

"Azazel tidak bisa meninggalkan ponselnya, dia sedang war  fix di Shop*e live 13.13, aku harus apa?"

"Lupakan itu. Apa yang benar-benar penting di sana? Sampai kalian niat sekali memaksaku?"

"Itu--"

Grap!

Untuk hari ini Azazel yang mengambil paksa ponsel, nada bicara agak malas dan sangat tidak niat ketika dia berkata, "Paman itu sedang kencan buta dengan wanita lain di sini. Seru loh, seru sekali."

"..."

"Datanglah," kata Azazel lalu ia berjalan ke arah monitor besar di depan, yang menunjukkan gambar kamera tersembunyi di ruang VIP tempat orang yang mereka awasi berada, lengkap dengan perekam suara, di ruangan yang diawasi itu ada orang yang selalu mengekori Aria di mana-mana. "Dia ada di sini."

"... aku sibuk."

"Kau menjeda jawabanmu, kau ragu. Datanglah," Azazel membujuk.

"Apa manfaatnya untukku? Keuntungan apa yang aku dapatkan kalau aku datang?"

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang