BAB 27: Ada Yang Hilang?

3.2K 658 238
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****


Nial Ge Douglas, anak tunggal dari Argus Ge Douglas didakwa atas penyewelengan HAM, bisnis illegal, pelanggaran ITE, dan diduga terlibat dalam kasus kekerasan serta banyak kasus lainnya yang masih diusut kepolisian. Kasus ini kemudian diambil alis kejaksaan karena angkat bicaranya Kallistro Ge Espen, sebagai satu dari Sembilan Hakim Tinggi, entah dendam apa yang Kallistro miliki, namun publik berpendapat bahwa Kallistro hanya tidak tahan dengan HAM yang diangsikan.

Nial Ge Douglas sudah ada di dalam kurungan selama 1 bulan, pengadilan belum memproses perpindahan dari kurungan ke penjara, kasus seperti banyak ditunda dan mengambang begitu saja, tentu saja hal ini membuat pihak Nial terombang-ambing karena publik akan mengira kalau pihak berwajib sengaja tidak memprosesnya untuk menyelamatkan Nial. Namun kenyataannya tidak seperti itu, sepertinya pihak yang bertanggung jawab atas kasus Ge Douglas berusaha mengambil hati Kallistro Ge Espen dengan cara seperti ini, karena begitu terlihat jelas Kallistro menaruh kebencian pada Ge Douglas.

Nial ditangkap dengan laporan tidak dikenal yang melaporkan bahwa Nial terlihat di sekitar kawasan pinggiran kota, atas laporan itu kepolisian menyisir kawasan setempat dan menemukan Nial dengan cepat. Kuat dugaan katanya dia dirampok dalam pelarian dari polisi dan ditemukan dalam keadaan luka parah.

Sebelum dikurung dia sempat diwawancarai pers yang menunggu kedatangannya di kepolisian, saat ditanyai oleh para wartawan sepertinya ada trauma mendalam dari dirinya, berkali-kali dia bicara soal keadilan, konspirasi, dan lain-lain. Namun, Dokter ahli yang diminta memeriksa Nial mengatakan bahwa Nial hanya mengalami trauma karena keadaan dirinya yang berubah drastis, lalu Dokter juga mengatakan ada kemungkinan Nial mengkonsumsi obat anti depresi dalam dosis besar hingga Nial mengalami halusinasi.

"Dokter Saipol Nurdens, aku sangat berterimakasih," kata Aria pada Dokter Saipol kala keduanya duduk bersama di ruangan Dokter Saipol Nurdens. Aria baru saja menyelesaikan pemeriksaannya pada minggu ini dan setelah Dokter Saipol cuhat tentang urusan tetangga sebelah, Aria menyampaikan ucapan terimakasihnya—bukan untuk pemeriksaan hari ini, tapi karena Dokter Saipol telah menolongnya melakukan hal ini.

"Bocah, kau pernah dengar pepatah mengatakan bahwa hati seseorang harus besar sebesar topi?"

"..." Oh, jangan lagi ....

"Ya, tebakanmu benar bocah," Dokter Saipol mengangguk-angguk seolah Aria sudah menjawabnya dalam hati, "pepatah China mengatakan topi saya bundar, bundar topi saya, kalau tidak bundar, bukan topi saya."

"..." Sabar Aria, dengarkan saja, jangan pikirkan apa yang dia katakana, pokoknya iyakan saja. Badai pasti berlalu.

"Artinya, hati kita harus besar serumpamaan topi yang bundar, kalau hati tidak bundar seperti topi maka kita tidak akan bisa memiliki ketenangan sejati dan harga BBM juga bisa naik. Intinya berbuat kebaikan itu adalah hal baik." Sebenarnya Aria yang bodoh atau Dokter ini yang kelewat jenius, apa hubungannya BBM dengan masalah topi dan hati? "Apa yang akan dikatakan para keluhur Nurdens yang agung kalau sampai cucu keturunannya tidak bisa membalas budinya? Kau dan Eugene sudah sangat baik denganku, tentu saja aku dengan tulus hati akan menolongmu," kata Dokter Saipol.

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang