01

5.2K 166 13
                                    

Vote dan coment kalian sangat membangun semangat saya!

°

°

°

Seorang gadis dengan pakaian serba blink-blink berwarna hitam tengah menyibak satu persatu baju disalah satu mall terbesar di Jakarta. Rambut panjang gelombang berwarna brown yang tak di ikat itu menambah kesan menarik. Gadis itu mengambil satu baju yang sangat mewah lalu mencocok-cocokan dengan tubuhnya yang berdiri didepan cermin.

"Sangat cocok dengan mbak Geha," ucap pelayan di belakang gadis itu.

Geha Vanily Rose. Nama gadis itu yang kerap di panggil Geha langsung menurunkan kacamata hitamnya sedikit kemudian berbalik menatap pelayan tadi.

"Benarkah?"

Sang pelayan mengangguk, Geha sangatlah sering belanja disini hampir setiap hari hingga ia sangat hafal. "Iya mbak, mbak sangat cantik pakai baju itu."

Geha membenarkan kacamata hitamnya kemudian berjalan menuju sang pelayan.
Ia menyodorkan baju yang dipegangnya.

"Bungkus!"

Sang pelayan mengangguk. Geha langsung menuju kasir lalu memberikan black card sehabis sang kasir menyebutkan nominalnya.

Geha baru membeli satu baju hari ini saja, perutnya keroncongan minta diisi. Dengan buru-buru gadis itu menuju cafe Korea yang ada di situ.

Gadis itu memainkan ponsel iPhone keluaran terbarunya. Ia mengscrol Instagram sembari menunggu makanan yang ia pesan diantarkan.

"Woy Beha!" Teriak seseorang mengalihkan pandangan Geha. Gadis itu berdecak sebal ketika seorang gadis berjalan menuju dirinya.

"Cih, cabe kiloan di pasar."

"Hey, Lo ngapain disini?" Tanya Cevanie Jasmine, teman sekelasnya di SMA Awan Tinggi yang kerap dipanggil Ceva.

Geha meletakkan ponselnya, ia menatap malas gadis didepannya ini. "Gua tiap hari kerjanya shopping, ya pantes ada di sini."

"Wah, traktir gua dong."

"Cabe kiloan, mending lo pulang aja."

"Ayolah Ge, hari ini doang, yayayayaya?" Tanya Ceva sembari menggoyangkan tangan Geha.

"Ya, sana Lo pesen!"

"Aw, makasih Beha sayang."

Geha kembali duduk sendirian, tak lama pesanan yang ia pesan telah datang. Tanpa ba-bi-bu Geha langsung melahap kimchinya.

Geha mengelap bibirnya menggunakan tisu, ia bisa melihat Ceva telah kembali membawa dua mangkuk makanan bahkan dua orang pelayan di belakangnya membawa dua mangkuk lagi dan dua es lemon.

"Beha, bayarin gua ya sekalian. Oke makasih, mas letakin disini semua ya!" Titah Ceva kepada dua orang dibelakangnya.

"Ya," ucap Geha lalu menuju kasir.

"Atas nama Geha Vanily Rose ?" Tanya kasir.

"Iya."

"Terimakasih telah mampir ke cafe ini," ucap sang pelayan lalu memberikan black card Geha.

Geha rasa hari ini hanya membeli baju saja, ia ingin istirahat, rebahan sambil main ponsel di atas kasur springbadnya.

Geha memasuki mobil Alphard putihnya, ia menyetir sendiri tanpa ada sopir yang menemaninya. Beginilah seorang Geha tiap harinya. Meskipun ia telah kelas 12 tetapi ia masih sibuk dengan acara Shopping nya.

Geha memarkir mobil di halaman rumahnya yang megah bagaikan istana, gadis itu memasuki rumahnya dengan santai. Meskipun megah, ia hanya hidup berdua dengan mamanya dan para pembantu bahkan tukang kebun semuanya diberikan kamar yang fasilitasnya sangat luar biasa.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang