Jangan lupa votement
Happy reading sayang-sayang ❤️
°
°
°
Geha menelusuri koridor sekolah yang sudah lumayan dilewati oleh seluruh murid. Mencengkram erat tas gendongnya sembari bersiul-siul manja, kakinya mambawa kedua langkahnya berhenti melihat kerumunan di depan mading. Setaunya, Mading sekolah cuma berisikan foto-foto anak yang mengikuti olimpiade atau yang menang lomba.
Kecurigaannya semakin membesar ketika laki-laki jangkung yang ia kenal menyela dalam kerumunan itu diikuti oleh temannya yang sempat Ceva coba pdkt waktu itu.
Daripada pertanyaan-pertanyaan semakin bermunculan, Geha lebih memilih mendekati kerumunan depan mading itu.
Berusaha menyibak tempat sesak itu, tubuh kecilnya limbung ke sana kemari mengikuti pergerakan orang-orang yang juga kepo melihatnya.
Grep!!
Menatap cepat orang yang merangkulnya, Geha terkejut siapa pelakunya.
"Itu kenapa, Bim?" Tanya Geha, sebebab dirinya sudah berusaha menjinjit tetapi tidak ada hasil.
"Motor Rafael kecelakaan."
"Hah? Sekarang orangnya kemana? Mati?" Tanya Geha tanpa disaring dulu ucapannya.
"Ngga, Rafael selamat. Tapi temen cowo satu kelas yang minjem motor dia kemaren kecelakaan kritis di rumah sakit."
"Kecelakaannya kapan?"
"Kemaren hujan, waktu disuruh beli bensin."
"Katanya ada bekas gunting di rem nya."
"Siapa njir tega bener."
"Mungkin Rafael punya musuh?"
Begitulah bisikan-bisikan di samping Geha. Menggenggam tangannya sendiri yang sudah sedingin es, perasaannya sudah menciut duluan padahal ia tau tak ada seseorang pun selain Ceva ketika ia melakukan aksinya kemaren.
Bola mata bergerak gelisah, rasanya ia sekarang ingin menghilang dari dunia ini untuk sesaat.
Melepaskan rangkulannya Abim, gadis itu memilih keluar dari gerombolan dan menjauhi kerumunan meninggalkan tatapan bingung Abim yang masih ditempatnya.
Dengan langkah terburu-buru Geha memasuki kelas, mencari teman yang bersamanya saat melakukan aksi. Geha mencabut headset yang menyumpal kedua telinga Ceva. Mengeluarkan benda pipih berlogo apel digigit ulat, Geha menghidupkan mikrofon.
Menautkan jari kelingkingnya, Geha menatap Ceva penuh intimidasi. "Janji ke gua lo gak bakal bocor soal kasus ini!" Paksa Geha dengan suara rendah.
"Iya, santai aja. Udah sana duduk, ganggu aja."
Tersenyum lega lalu mematikan perekam suara, ia melangkah menuju kursinya dengan perasaan yang cukup puas.
"WOY KATA PAK KUS LANGSUNG GANTI BAJU TERUS KELAPANGAN LATIHAN BASKET!!! MINGDEPNYA PENILAIAN!" Teriak Dava yang sudah memakai kaos olahraganya.
"Cepetan! Habis salin langsung ke lapangan!" Seru laki-laki itu lalu meninggalkan kelas.
Geha meninjau sekitarnya, menutup erat-erat telinganya tatkala suara teriakan memasuki Indra pendengarnya.
"YUDHA SEJAK KAPAN PUNYA SIXPACK?"
"WOY ANJIR SINI GUA MAU MEGANG!"
"Yudh, jadikan aku bebebmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅)
Teen Fiction|| Story 2 Jovinasepta_ || Genre: Fiksi remaja || Ekhem follow dulu sebelum baca biar berkah!!! || "Jangan mencari yang sempurna, jika dirimu saja masih banyak kekurangan." Ini bukan cerita bad boy bertemu good girl, tetapi kisah seorang gadis SMA k...