Sebelum baca silahkan vote dan jangan lupa coment di setiap kalimat ya:)
Happy reading
•
•
•
Sudah berjam-jam berlalu Geha menompang dagunya menunggu Abim pulang. Gadis itu melirik ponsel yang tergeletak di atas kasur, bahkan tidak ada satu notif yang bisa meningkatkan mood nya. Dirinya sudah mengecek puluhan kali ponsel itu, siapa tau ada telpon atau pesan masuk dadakan mengabarkan Abim kecelakaan terus mati ditempat, Geha lah orang yang paling senang pertama kali.
Geha beberapa kali melirik kearah pintu, tak ada seseorang yang membukanya, entah kemana laki-laki itu.
Berdiri tegak, gadis itu berdiri didepan pintu masuk dengan sumpah serapahnya. Baru saja dirinya membuka kenop pintu, bersamaan pula seorang laki-laki berdiri depan pintu menenteng sebuah kresek hitam.
"Masih inget rumah?" Sarkas Geha.
Melipat kedua tangannya sambil menyeder di sayap pintu. Melayangkan tatapan elang. Geha mendengus tak suka.
Abim merasakan hawa tak mengenakkan, lirikan laki-laki itu ke tempat di sebelahnya mengundang kecurigaan Geha.
"Liat apaan lo? Selingkuh? Ngaku!" Sentak Geha.
Abim menatap Geha sedikit linglung, apa yang gadis itu katakan? Ia tidak begitu memperhatikannya.
"Kenapa?"
"Lo bilang kenapa? Ya masal—"
"Lo cemburu? Lo istri gua jadi harus tau segalanya?" Celetuk Abim.
"Ha? Y-ya kan ini udah sore menjelang malem, kalau lo ketabrak gara-gara didorong setan terus meninggoy ditempat setelah itu pulang-pulang bukan bawa nasi tapi badan lo transparan gimana? Nggak lucu ada yang ketok pintu tapi gada wujudny—"
Ucapan Geha terhenti saat jari telunjuk Abim menyentuh bibirnya.
"Sssttt, udah jangan basa-basi. Gua tau lo khawatir. Bener ngga?"Geha menepis tangan Abim. Mengelap kasar bibirnya. "Ih apaan sih, jangan sentuh gua, gelay! Tangan lo gak bersih, siapa tau di jalan habis ngupil."
"Sembarangan, selain keras kepala lo juga gengsi," Abim melangkah melewati Geha.
"Jangan terlalu gengsi, kalau gua diembat tetangga sebelah jangan nanges."
Geha membola mata, gadis itu membalikkan tubuhnya melirik Abim tajam yang sedang sibuk membuka bungkus nasi.
"Sini! Tadi katanya laper."
"Apa itu?" Geha mendekati Abim.
"Nasi goreng, kenapa gak mau? Yaudah gua makan sendiri," ucap Abim sembari menyendok nasi goreng.
"Jangan!" Cegah Geha, dengan terburu-buru gadis itu duduk dihadapan Abim, merampas sendok yang laki-laki itu pegang.
Memunggungi Abim yang tertawa geli. "Ini punya gua."
Abim tertawa kecil, bagaimana bisa gadis didepannya ini tetap lucu di matanya meskipun sudah menginjak usia delapan belas tahun.
"Pelan-pelan, gua gak bakal minta," peringat Abim saat melihat Geha sangat melahap makanannya.
Geha memunggungi Abim sembari memakan nasi goreng. Abim menggeleng dengan senyuman gemas.
Laki-laki itu mengambil satu bungkus cat rambut yang tadi ia beli. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Geha."Mau kemana?"
"Bentar doang, tenang, Ge. Gua gak bakal diculik tante-tante."
Geha melirik sesaat setelah pintu tertutup. Ia tetap memakan nasi gorengnya dengan lahap. Tak berselang lama. Abim kembali dengan sebotol air hitam dan satu kresek besar dengan tangan yang juga terbungkus kresek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅)
Ficção Adolescente|| Story 2 Jovinasepta_ || Genre: Fiksi remaja || Ekhem follow dulu sebelum baca biar berkah!!! || "Jangan mencari yang sempurna, jika dirimu saja masih banyak kekurangan." Ini bukan cerita bad boy bertemu good girl, tetapi kisah seorang gadis SMA k...