09.Kode mama?

938 67 2
                                    

Vote dan coment-!

Saya yakin kalian pasti tahu cara ngehargain seseorang

Happy reading

°

°

°

Tubuh Geha tertarik kebelakang, gadis itu menatap punggung laki-laki jangkung yang terbalut dalam hoodie hitam.

"Ngapain lo disini?" Tanya Abim tajam.

Geha menatap jelas raut wajah khawatir laki-laki itu.

"Jadi maling."

"Maling mata lo. Sekarang kita pulang!" Abim menarik paksa tangan Geha.

Geha menghentakkan tangannya hingga cekalan Abim terlepas. "Gua mau balik ke rumah mama! Gua gak bisa napas tinggal dirumah sempit, kecil dan pengap milik lo. "

"Lo tanggung jawab gua, kalau lo balik tanpa gua apa kata mama lo nanti?"

"Ya gua mau jujur aja, gua gak bisa hidup menderita, udah berapa hari ini gua jeda acara shopping-shopping, itu karena lo! " Ujar Geha sambil menusuk-nusuk dada Abim menggunakan jari telunjuknya.

"Gara-gara lo!" Ucapannya sekali lagi dengan penuh penekanan.

"Heh! Cepat serahkan gadis itu ke kami!" Titah preman yang Geha panggil arang.

Abim menyembunyikan Geha dibelakang tubuhnya, ia menatap satu persatu wajah preman itu tak lupa memberikan senyum manis.

"Bang, sorry. Istri saya rada gila, tolong lepasin kami," pinta Abim menyatukan kedua tangannya.

"Gak bisa! Dia udah janji mau bikin kita kaya raya! "

Abim menggaruk kepalanya yang tak gatal, bagaimana cara ia menjelaskannya?

"Anu bang, dia baru keluar rumah sakit jiwa satu minggu yang lalu, eh, sekarang kambuh lagi, niat saya mau bawa dia ke rumah sakit jiwa besok tapi dianya malah kabur duluan. "

Geha memiringkan kepalanya, mengintip para preman dari balik punggung Abim.

Gadis itu tersenyum lebar dengan mata yang sengaja melotot juga hidung yang di kembang kempis kan.

Abim melirik apa yang dilakukan gadis itu. Betapa terkejutnya saat mata Geha yang sedang melotot terarah kearahnya.

"Momo hidup!" Pekik preman berkulit putih.

"Kurang lebar gak senyum gua?" Tanya Geha tanpa menggerakkan kedua bibirnya.

"Kalau sobek gua gak punya lem."

Geha menatap satu persatu para preman itu dengan ekspresi seperti Momo yang pernah viral.

"Kalian berbohong! Tadi dia baik-baik saja, malah bahas harta," kata preman yang hanya memakai daleman berwarna merah.

"Iya bang dia emang stres gara-gara gak mau hidup susah."

Abim mengapit kepala Geha di sela-sela ketiaknya.

"Bau terasi! Lepas!" Geha memukul-mukul lengan Abim lumayan keras.

Preman yang memakai daleman merah menghampiri mereka berdua, menarik lengan Geha paksa hingga terlepas dari jeratan Abim dan membalik tubuh gadis itu agar berhadapan dengannya.
Preman itu mengguncang-guncang kepala Geha sambil membacakan mantra-mantra yang tak bisa dipahami artinya.

"Cepat jadikan kami kaya raya, tajir melintir dan banyak harta!"

"Anjing, muncrat!" umpat Geha sembari mengelap wajahnya yang terkena hujan dadakan.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang