29.Hampir terbongkar

569 43 9
                                    

Budayakan vote sebelum baca ya kawan!!

Happy reading ❤️

°

°

°

Geha menghentakkan kaki memasuki kelas XII MIPA 1 dengan raut wajah tidak bersahabat. Memandangi semua temannya. Tak sengaja manik matanya berhenti di bangku paling belakang dimana seorang laki-laki yang sangat suka memakai hoodie hitam dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Geha memijat keningnya lalu memandangi jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya.

"Ck, hampir istirahat dan dia belum ngasih gua duit?"

"Dari mana cantikku?" Tanya Reka memakan keripik singkong seperti yang pernah Geha ambil.

Geha tak menjawab tetapi ia membalasnya dengan tatapan tajam.

"Hadep depan semua! Gak mau nurut liat aja apa yang gua lakuin."

"Aduh ibu negara dateng-dateng ngajak bikin anak," ujar Reka pura-pura tak mendengarkan ucapan Geha.

Tatapan Geha menajam. "Gua gak bercanda!"

"Udah lah, Ka. Turutin aja," jelas Ceva.

"Iya bunda Ceva."

Geha meneliti temannya yang sudah memandang kearah papan tulis. Gadis dengan rambut tergerai itu bergerak mendekati laki-laki berhoodie hitam yang sekarang menutup matanya mendengarkan musik dari earphone.

Geha menarik kupluk hoodie laki-laki didepannya. Abim langsung membuka kelopak matanya. "Duit!" Seru Geha sedikit menurunkan nada bicaranya takut didengar temannya.

Abim memakai kembali kupluk hoodie yang sempat Geha turunkan. "Gak ada." Abim kembali memejamkan mata.

Geha kembali menurunkan kupluk hoodie Abim. Tangannya memegang kedua tali yang berada di bagian leher hoodie laki-laki itu, ia menariknya kasar membuat Abim sedikit terbatuk karena lehernya terasa dicekik. Geha melototkan bola mata. "Cepet! Gua pengen batagor!"

Geha meringis merasakan cengkraman erat di kedua tangannya, ditariknya hingga terlepaskan dari tali hoodie milik laki-laki yang duduk dihadapannya.

"Badan lo gemuk, gak ada niat diet?"

Geha melototkan bola mata mendengar ucapan keramat yang diucapkan Abim. "Berat banget ngasih gua duit sepuluh ribu doang. Yaudah gua pulang ke rumah mama aja."

"Jangan!" Cegah Abim.

"Ya makanya buruan. Lo mau gua malak anak cupu?"

"Nanti pas istirahat aja bareng gua."

Geha menarik paksa tangannya. Raut wajah cantik itu sudah tidak bisa diajak kompromi. Mata tajam melirik tas hitam di atas meja Abim. Geha merampas kasar tas Abim mengacak-acak isi yang ada didalamnya. "Mana Bim? Yakali duit dikit gitu lo gak megang sama sekali?" Geha melempar tas Abim ketempat asalnya.

"Ada di kantong celana gua."

"Terus?"

"Ya kalau lo gak mau nurut ambil sendiri," ucap Abim datar.

Geha menggulung lengan seragamnya. Mengangkat hoodie yang dipakai Abim berusaha merogoh kantong celana abu-abunya, bahkan Geha tidak peduli dengan raut wajah Abim yang sedikit terkejut.

Geha berhasil menemukan letak kantong celana Abim, saat ia akan memasukkan tangannya langsung di cengkram Abim.

"Ekhem, iya-iya gua ambilin."

Geha tersenyum merekah, ia mengeluarkan tangannya dari saku Abim. Geha menerima uang yang di sodorkan oleh laki-laki itu dengan senang hati. Geha mengantongi uangnya di saku seragam yang lumayan ketat tetapi tidak terlalu longgar juga. Geha menepuk pelan pundak suaminya.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang