22.Jepit rambut

740 44 7
                                    

Budayakan vote sebelum baca-!!

Ketemu lagiiii, ini saya sempatkan untuk up karena lagi free dan takut kalian ada yang kangen author gitu wkwkwk ada gak? Gada? Yaudah gapapa suer gapapaಡ ͜ ʖ ಡ

Happy reading sayang²

°

°

°

Gadis dengan jepit pitanya dan juga tas sekolah yang di gendong lumayan berat sedang berjalan lamban menuju rooftof, pikirannya kacau balau dari tadi malam bahkan dirinya kurang tidur. Setelah percekcokan yang terjadi tadi malam Geha diam-diaman sampai sekarang, entah kenapa saat ini moodnya selalu naik turun. Melemparkan tasnya ke kursi yang rusak. Gadis itu menghela nafas berat berjalan perlahan menuju pinggiran rooftof menatap anak-anak basket yang berlatih. Menyipitkan mata agar pandangannya semakin menajam ke salah satu laki-laki yang menggunakan jersey basket sekolahnya. "Nggak mungkin itu dia?" Geha tertawa remeh.

Geha terus memperhatikan semua anak basket dari atas rooftof. Hembusan angin meniup-niup manja rambut hitam legamnya membiarkan angin menyentuh lehernya. "Enak juga ada disini."

Geha melototkan bola matanya saat orang yang tadinya ia remehkan berhasil mencetak point. Tiga detik kemudian pandangan keduanya bertemu tak sengaja. Bahkan dari kejauhan Geha bisa melihat bahkan sangat mengenal siapa orang itu. Tidak mau berlama-lama, Geha memalingkan wajahnya tanpa aba-aba pipinya bersemu merah. Geha memukul pelan kepalanya. "Sadar goblok! Lo gak inget tadi malem? Sadar, Ge. Sadar!"

Geha menatap kembali kearah lapangan tapi laki-laki itu belum beranjak dari tempatnya bahkan parahnya masih menatap Geha lekat-lekat.

Deg deg deg

Geha memegang dadanya yang kini berdetak kencang, sensasi apa ini? Apakah dirinya langsung terserang serangan jantung? Oh tidak! Bahaya kalau ia serangan jantung disini.

"Ngapa sih tuh orang? Pagi-pagi bikin kesel." Geha membuka jepitan pita yang menghiasi rambutnya, dengan rasa dongkol ia langsung melemparkannya ke arah orang yang selalu menatapnya.

"Kena atau gak kena bodo amat!" Gerutunya.

Abim yang masih memakai Jersey basketnya terkejut saat sebuah jepit pita mengenai keningnya. Abim menatap jepit rambut pita yang berada di depan kakinya, ia mengambilnya meneliti seluruh celah pada jepitan itu.

Senyumannya terukir meskipun hanya terlihat seperti garis aja. Ia kembali menatap kearah rooftof dimana Geha yang juga memandangnya. Ia tau bahwa gadis itu dongkol, tapi entah kenapa akhir-akhir ini rasa selalu ingin menggangu dan membuat gadis itu merasa kesal selalu muncul. Abim terkekeh. "Lo lucu," gumamnya lalu berjalan menuju tas nya yang berada di pinggir lapangan. Abim memasukkan jepit rambut pita kedalam tasnya.

"WOY BRO! BURUAN MAIN LAGI!" Teriak Bagas vasilian laki-laki jangkung berkulit sawo matang. Ia juga anggota tim basket.

Abim mengangguk berlari menuju lapangan sembari merapikan jerseynya. Laki-laki itu menepuk tangan sebanyak tiga kali. "YO! SEMANGAT-SEMANGAT!"

Dengan lincahnya ia berhasil mengambil bola dari lawan, keringat laki-laki itu sudah mengalir deras membasahi seluruh tubuhnya, satu point timnya berhasil cetak kembali.

"Tim kita udah unggul satu point, jadi latihannya selesai!" Ucap Abim yang dibalas jempol.

"Keren lo bro, iseng-iseng ngajak tanding malah menang beneran. Kenapa dulu gak ikut ekskul basket?"

"Males, gua gak niat."

"tapi skill basket lo kek udah berpengalaman. Oke, mulai sekarang lo gabung sama gua ngelatih adik kelas! Lagian gua udah berbaik hati ngasih lo Jersey," ucap Bagas.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang