16.Syal maroon

706 50 6
                                    

Vote dan coment-!

Happy reading

°

°

°

Raut wajah Geha semakin suram, laki-laki ber-hoodie abu-abu selalu menyeretnya kesana kesini hanya untuk menawar ikan. Ingat! Menawar ikan.

Geha bersedekap, menatap malas laki-laki ber-hoodie abu-abu yang sedang jongkok sembari menawar ikan mujair.

"Ayo Bim cepetan, disini panas!" Geha mengipasi lehernya, pandangannya menelusuri semua area pasar. Tatapan orang-orang di sekitarnya juga selalu tertuju padanya.

"Kek gak pernah liat cewek cantik aja," gumam Geha.

Abim berdiri, laki-laki itu menarik tangan Geha kembali. Gadis itu terkejut tangannya yang tiba-tiba ditarik paksa. Ia kebingungan sebab Abim pura-pura tuli saat dipanggil penjual ikan tadi.

"Bim, itu penjualnya manggil-manggil."

"Udah biarin, disana mahal."

"Terus kita mau kemana?"

"Keliling pasar."

"Daripada keliling pasar, mending temenin gua nyalon aja, gua mau ngubah warna rambut."

"Entar gua beliin yang harganya lima ribuan."

"Enak aja lo, gua maunya ke salon titik!"

Langkah Geha terhenti, ia menatap Abim yang membawanya ke hadapan orang yang menjual martabak manis mini.

Geha meneliti satu persatu martabak manis yang berjejer rapi diatas meja. "Ini lo gak salah pilih?"

Abim menggeleng, laki-laki itu mengambil satu buah martabak manis mini lalu menggigitnya. "Mau?"

Geha menggeleng. Ia menutup mulutnya rapat-rapat saat Abim menyodorkan martabaknya yang udah digigit.

"Ini manis, ge. Kek senyuman gua."

Geha melepaskan bekapan mulutnya. "Senyum lo pahit, gada manis-ma—"

"Nah gadis pinter," ucap Abim dengan bangganya saat ia berhasil memasukkan setengah martabak manis yang sudah ia gigit.

Abim mengacak-acak rambut coklat Geha sembari tertawa gemas. "Telan! Gak bakal kena rabies kok."

"Demi apaan lo jorok banget! Menghemat ya menghemat tapi jangan sisa makanan lo suapin ke gua semua!" Omel Geha setelah menelan semuanya.

"Nggak papa, itung-itung latihan ciuman meskipun gak langsung."

Geha mencubit kecil perut Abim yang sedikit keras. "Makan tuh cubitan!"

Abim mengelus perutnya. "Ganas banget."

Geha memalingkan wajahnya tetapi Indra penciumannya merasakan aroma-aroma enak yang membuat perut keroncongan. Geha terus mengendus aroma itu hingga menemukan asalnya dari mana.

"Mau beli telor gulung ya neng?" Tanya abang-abang telor gulung.

Geha tersenyum kaku, gadis itu menyapu pandangan ketempat Abim berdiri tadi. Keningnya mengkerut. "Kemana lagi itu cowok?" Gumamnya tak menemukan makhluk yang dicarinya.

"Neng? Gimana?"

Geha menoleh. Gadis itu bingung, antaran meninggalkan makanan yang sangat menggoda perutnya atau mencari laki-laki yang menghilang mendadak.

"Bang, cowok saya tiba-tiba ngilang, maaf ya lain kali aja hehehe," ujar Geha tak enak hati diiringi kekehan.

Gadis itu mencari Abim di tempat orang berjualan martabak manis tadi tetapi laki-laki itu tidak ada ditempat.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang