10.paksaan

899 53 5
                                    

Vote dan coment-!

Happy reading

°

°

°

Geha menggebrak meja makan, gadis itu menatap mamanya tajam, rasa jengkel sudah memenuhi kepalanya, nafasnya bergemuruh hebat.

"Mama kira gampang kek buat adonan gak jadi? Susah ma!" Protes Geha.

"Susah apanya sih? Dulu mama gak pro, tapi kamu berhasil jadi manusia. Goyangan almarhum papa kamu kan agak kasar-kasar sedap, tapi yang brojol modelan kek kamu, bikin mama pusing," Kela memijat keningnya sendiri.

"Almarhum papa kamu yang ngajarin setiap gerakan sampe mama pro, lagian mama yakin Dirga juga pro, ya kan dir?" Tanya Kela sembari menatap Abim yang anteng makan.

"Jangan harap deh ma! Gege maunya ena-ena bareng bright vachirawit."

"Halu terus kamu ini, inget kalian beda agama. lagian udah punya suami ya coba praktekin, kalian kan udah kelas akhir, mau lulus juga."

"Susah ma, Gege gabisa," rengek Geha.

"Ya kamu kalau main sendiri emang susah, makanya minta ajarin ke Dirga! Emang kamu gak mau ngerasain? "

"Pasti sakit ma! Gak ah, Geha gak mau," rengekan Geha membuat Kela menghela nafas berat.

"Gak sakit ge, cuma kek disuntik jarum kecil aja."

Geha menggeleng. Gadis itu tetap di pertahanannya meskipun mamanya terus menerus mendesak dirinya.

"Gak sakit ge, kek disuntik jarum suntik, lagian itung-itung vaksin. Lama-lama juga bakal nagih..., Mama mau cucu, ge, mama pengen gendong cucu, kamu gak kasian? Papa kamu udah gak ada, kalau masih ada mama gak kira minta cucu, mama bakal buat sendiri."

"Geha gak demen yang kecil-kecil, Geha pengen yang besar dan puanjang," ujar Geha berharap mamanya diam, gadis itu melahap satu sendok nasi lagi.

"Dirga, punya kamu berapa centi?"

"Uhuk, uhuk," Abim langsung minum air putih didepannya lalu menatap horor mertuanya itu.

"Iya ma?"

"Mama! Geha lagi makan loh! Jangan bahas hal itu, jijik tau," protes Geha menghentikan makannya.

"Gak papa ge, buat pelajaran. Berapa panjangnya?"

Abim melirik Geha yang juga meliriknya.

"Itu privasi Dirga ma, maaf gak bisa ngasih tau," ucap Abim sedikit tak nyaman dengan keadaan seperti sekarang ini, canggung pastinya.

"Pisang dia kecil ma, cepet loyo juga, mana bisa bikin anak. "

"Udah pernah megang?" Tanya Abim membuat Geha gelagapan tak menyangka dirinya akan disuguhkan pertanyaan seperti itu, Ia kira laki-laki itu akan diam.

"Tuh ge, udah dapet lampu ijo, pokoknya besok harus hamil," ucap Kela mengompori dua orang didepannya itu.

Geha melototkan bola mata, permintaan mamanya sangat tidak masuk akal, mana bisa ia berhubungan badan dengan laki-laki itu sementara dirinya masih SMA. Mau dikasih makan apa anaknya kelak.

"Buatnya gimana ma? Dari tepung campur air terus dicetak dan dikukus ya? Yaudah ayo buat sekarang. Abim gausah ikut-ikutan! " Geha menarik tangan mamanya menuju dapur.

Gadis itu mengambil mangkuk, tepung segi empat, air dan sendok.
Geha menuangkan tepung kedalam mangkuk dan menuangkan air lalu diaduk hingga tercampur rata.

"Tambahin gula ya ma biar manis. "

Geha menuangkan semua gula kedalam adonannya.

"Gini kan ma? Kenapa? " Tanya Geha bingung karena melihat mamanya menepuk jidatnya sendiri.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang