12.Ramalan masa depan?

818 45 2
                                    

Vote dan coment-!

Happy reading

°

°

°

Gadis dengan seragam putih abu-abunya sedang menghampiri laki-laki jangkung yang berdiri di luar pintu rumah sembari memasukkan kedua tangannya kedalam celana abunya. Geha menarik paksa tangan Abim yang langsung ditepis oleh sang empu.

"Minta duit dong sayang gua mau beli makan," ujar Geha sembari mengadahkan tangan. Abim menoleh sebentar lalu merogoh saku abunya dan mengeluarkan uang lima ribu. Laki-laki itu menyodorkan uang tersebut ke Geha yang menatap bingung.

"Lima ribu? Dapet apaan? Tambah dong tambah lima belas ribu. "

"Mau gak? Kalau gak mau, gua ambil lagi nih," kata Abim siap-siap memasukkan uangnya kembali.

Geha merampas uang yang Abim pegang, lalu ia masukkan kekantong seragamnya. "Eh, sini lah! Enak aja lo. Betewe, makasih ya meskipun nominalnya dikit."

Tin...

Tin...

Geha menolehkan kepalanya, abang ojek online yang dipesannya sudah datang, gadis itu langsung tersenyum merekah lalu menghampirinya dan memakai helm yang Abang ojek berikan.

"Bang, ongkosnya minta ke dia ya!" Bisik Geha didekat telinga Abang ojeknya.

"Mas, ongkos saya mana?" Ujar Abang ojek dari atas motor.

"Bukan saya yang mesen," bantah Abim sangat tak terima.

"Tapi kata mbak nya suruh minta ke mas. "

"Minta aja ke dia," Abim menunjuk Geha yang terus tertawa yang seketika menghentikan tawanya.

"Lo kan pacar gua," ucap Geha dengan tampang polos.

"Dia ngaku-ngaku bang, bukan saya yang mesen ojek, jadi bukan saya yang bayar," ujar Abim, selepasnya laki-laki itu berjalan kaki menjauh dari mereka berdua yang sibuk debat.

"Terus gimana ini mbak? Saya rugi bensin kalau gini."

"Aduh bang diem deh, gua juga ikutan pusing ini, dia emang pelit, kikir, gak manusiawi banget," Geha menggaruk helm yang dipakainya.

"mbak punyanya uang berapa? "

"Lima ribu, lima ribu itu mau buat beli minum entar disekolah. B-bang saya diusir mama, jadinya susah gini," ujar Geha pura-pura sedih.

"Ya sudah, kalau uang mbak lima ribu, saya anter tapi gak sampe sekolah."

"Terus sampe mana bang? "

"Rahmatullah."

Geha sontak memukul helm Abang ojeknya. "Bercanda mbake."

"Buruan berangkat atau saya laporin ke kantor polisi atas kasus pencabulan anak dibawah umur?!" Ancam Geha sontak mendapat gelengan cepat.

"Bentar bang, gua mau pamer dulu. Harta almarhum papa gua tuh banyak, perusahaannya ada dimana-mana. Abang gak tau aja gua dirumah punya mobil Alphard ye kan? Gua anak dari orang kolongmerat bang," ujar Geha dengan bangganya.

"Kolong jembatan kali mbak."

"Banyak bacot kau bang, mau gua laporin beneran?"

"Iya-iya ini mau otewe, tapi nyampe perempatan ya."

"Iya bawel banget."

Motor yang Geha tumpangi berjalan, ia bisa melihat punggung laki-laki medit itu, kasian juga tapi dia medit jadi Geha males aja bawaannya.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang