46. Akhir

2.2K 77 2
                                    

Diharapkan vote sebagai bentuk apresiasi untuk penulis.

Maaf kalau ada tipo, mohon dikoreksi.

Meskipun cerita ini sudah END, saya minta jangan berhenti vote dan komentar.

Terimakasih








Hari-hari Geha terasa menyenangkan semenjak pengakuan Abim, karena keegoisannya sendiri gadis itu salah paham. Tidak ada yang lebih indah bagi Geha selain hubungannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Kekecewaan yang pernah Abim berikan, sudah bisa Geha hapus dari dalam hatinya. Ya, Geha serius.

Berminggu-minggu dirinya sudah melewati hubungan yang sudah tentram, rasa sayang dan takut kehilangan benar-benar Geha bisa rasakan. Perpindahan Rafael dari sekolahnya juga membuat Geha lega. Biang kerok selama ini akhirnya pergi dalam hidupnya.

Menatap Abim dari kaca rias, Geha selalu tidak bisa menahan senyumnya. Gadis cantik itu meneliti make up wisudanya, simpel, namun sangat cocok di kulitnya. Mengoleskan lipstik warna nude di bibir tipisnya, gadis itu berdiri sambil sedikit menjinjing songket yang dipakai.

Meneliti wajah teduh suaminya saat tidur, Geha membukuk, menepuk pipi Abim pelan.

"Dir, bangun! Kita udah wisuda sekarang, kamu gak mau siap-siap?"

"Bilang i love you dulu," rengek Abim sembari mencari posisi nyaman.

"Nggak mau."

"Kamu gak pernah bilang i love you, masa cuma aku doang."

Jika dipikir-pikir lagi, ucapan Abim ada benarnya juga. Tapi, gimana ya... Geha memang gengsi yang mau bilang, gadis itu memang lebih menunjukkan perhatian daripada mengucapkan kata-kata itu.

"Geli tau bilang gitu." Menegakkan badan, gadis itu mengambil bantal lalu menekannya ke wajah Abim.

"Sayang!!! Jangan gitu, ih!!!" Kesal Abim lalu merampas bantal dari tangan Geha.

"Ayo cepet mandi, aku buatin kopi."

"Iya istriku."

Geha mencubit gemas pipi Abim. "Iya juga suamiku!"

"GELI!" Teriak keduanya bersamaan.

Membawa kopi hitam hangat dan susu hangat ke ruang tamu, Geha meletakkan nampan di meja, menyodorkan segelas susu hangat ke Kela lalu menyodorkan segelas kopi hitam ke Abim. Geha duduk di samping Abim yang sudah rapi dengan jas hitamnya.

"Mama, dateng kan?" Tanya Geha sambil melihat Kela menikmati susu buatannya.

"Jadi dong, mau liat menantu sama anak cantik Mama wisuda."

"Bagus dong! Mama nantinya bakal liat Abim nerima penghargaan sama beasiswa masuk kuliah."

"Hebat banget mantu Mama. Nanti anak kalian Mama doain bakal nurun ke Dirga."

Geha memiringkan kepala, menoel-noel pipi Abim. "Dirga?"

"Hm?"

"Gimana mau punya anak, kitanya aja belum ngolah," bisik Geha di telinga Abim

Uhuk-uhuk

Secepat kilat Geha menepuk-nepuk punggung Abim. Mendongakkan kepala karena Abim tiba-tiba berdiri.

"Ayo berangkat, bentar lagi acara mulai," ucapnya sambil melihat jam di pergelangan tangan.

Panggung penuh dengan dekorasi, gedung yang disewa sekolah memang sangat bagus, wajar jika semua orang terkesima dengan konsep ini semua. Konsep panggung berwarna Navy-putih begitu elegan.

Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang