Budayakan vote sebelum baca-!!
Happy reading<3
•
•
•
Geha membuka pintu rumahnya melemparkan tas yang dipakainya ke sembarang arah, mata gadis itu juga bengkak akibat terlalu lama menangis di pelukan mamanya, andai saja pak Joni tidak menegurnya pasti sampai sekarang mereka berdua tetap berpelukan. Geha melirik keseluruh ruangan yang sepi tak ada tanda-tanda kehidupan. Ah... jika saja dirumah almarhum papanya pasti sudah banyak pembantu berkeliaran.
Geha berjalan gontai menuju kasur, entah kenapa saat ini moodnya berubah drastis rasanya ingin menangis dan memaki-maki orang. Gadis yang dijuluki ratu shopping itu berusaha memejamkan matanya beberapa kali tapi tidak bisa, Geha menegakkan badannya sembari berdecak kesal.
"Si medit mana sih? Awas aja pulang-pulang gua jadiin penyetan," gerutunya.
Tring
Bunyi notifikasi dari ponselnya mengalihkan perhatiannya. Ingat, Geha itu selalu gercep kalau ada notif masuk meskipun ia sedang balas dendam ke orang tetep saja jari-jari lentiknya ingin selalu langsung merespon chat yang masuk.
Geha langsung melemparkan ponselnya keatas kasur sembari menghembuskan nafasnya kasar, "Harusnya gua tadi tetep aja di mall, percuma pulang ujung-ujungnya rebahan lagi, remuk lama-lama pinggang gua."
Geha berjalan menuju pintu sesekali celingukan mencari bakso atau cimol lewat gitu, tapi ia harus menelan semuanya pahit-pahit bukannya abang-abang tukang bakso yang ditemui malah Aca gadis cengeng yang pengen Geha geplak wajahnya pake panci mamanya sampai gepeng.
Geha memutar bola mata malas. Dia, dia, dia lagi, "Abimnya mana?" Tanya Aca yang berdiri tegak depan Geha.
Geha menatap tampilan Aca dari atas sampai bawah, bibirnya mencebik tak suka, hidupnya dikota tapi penampilan gadis itu sangat kudik.
"Abimnya ada?"
"Lagi gali tanah," jawab Geha malas.
Aca mengeryit heran mengenai tanggapan Geha, "Tanah apa?"
"Kuburan."
Aca sontak menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, lagi dan lagi itu membuat Geha berdecak tak suka.
"Drama bener ni orang"
"Kuburannya siapa? Ada yang meninggal ya?
"Lo!"
"Gua?" Aca menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kenapa? Udahlah lo minggat sana ngotor-ngotorin teras rumah gua tau gak!"
"Lho gua ini calon kakak ipar lo hormat dikit kek. Lagian mana ada Abim gali kuburan buat orang yang dicintainya."
"Batal mampus!" Ucap Geha sedikit memuncratkan ludahnya.
Geha tersenyum kemenangan saat berhasil membuat tetangga cengengnya itu menangis, rasanya ah mantap. Kembali memasuki rumahnya setelah mengusir paksa Aca meskipun pakai adegan drama-drama pengsinetronan setidaknya itu bisa berhasil mengembalikan senyuman Geha. Gadis bermata coklat itu langsung menengkurapkan badannya saat matanya mulai berat dan semakin menuntunnya ke jurang alam bawah sadar.
***
Tepat pukul setengah sembilan malam Abim membuka pintu rumah menggunakan kunci cadangan yang ia pengang, ia memang sengaja membiarkan kunci utama tetap menggantung di knop pintu. Senyuman laki-laki pemilik sifat medit itu terukir meskipun hanya terlihat seperti garis tapi, senyuman tulus saat melihat Geha tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingy for shopaholic (LENGKAP ✅)
Teen Fiction|| Story 2 Jovinasepta_ || Genre: Fiksi remaja || Ekhem follow dulu sebelum baca biar berkah!!! || "Jangan mencari yang sempurna, jika dirimu saja masih banyak kekurangan." Ini bukan cerita bad boy bertemu good girl, tetapi kisah seorang gadis SMA k...