42

184 22 7
                                    

Setelah pertemuan yang tanpa disengajah membuat eliya terus saja kepikiran tentang renjun.

Sampai ia sempat bertanya kepada dirinya sebenarnya apa yang ia rasakan kepada renjun.

Apa ini yang namanya jatuh cinta?seperti rasanya kepada samuel dulu?apa ini sayang?kenapa harus di waktu salah ketika renjun sudah bukan siapa siapa lagi.

Eliya menggelengkan kepalanya dan berdiri dari kursih belajarnya kemudian ia berjalan keluar dari dalam kamarnya.

Ia menuruni anak tangga untuk menuju kebawah ia mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang sedang duduk dengan kakanya.

"Itu kan yeonjun?ngapain dia?"tanya eliya yang terus turun dari tangga.

"Kemana?"tanya mark.

"Minum"sahut eliya.

"Lu kenal dia?"Tanya mark kepada yeonjun dan yeonjun mengangguk tanpa melirik kearah eliya.

Eliya mendengus yakali yeonjun nggak kenal sama dirinya orang yeonjun orangnya misterius banget.

Eliya keluar dari dalam dapurnya dan berjalan menuju Kakanya karena ia dipanggil oleh mark dengan sebuah tangan.

"Kenapa?"tanya eliya.

"Ikut sama yeonjun amb___

"Malas"ujar eliya kembali berjalan.

Mark berdecak kesal"Proposal perusahaan papa ketinggalan di caffe Cafino nomor 4"ujar Mark.

"Kenapa nggak kaka aja sih?"tanya eliya memelas.

"Coba liat"ujar mark menunjuk diatas meja yang penuh dengan susunan kertas kertas yang entah untuk apa.

"Kenapa nggak haechan?"tanya Eliya lagi.

Mark menatap eliya dan mengusap wajahnya"kalo kaka bilang harus eliya yah harus eliya,sekali aja jangan ngebantah yah sayang"Ujar mark tersenyum lebar.

Eliya menatap mark kemudian menggaruk kepalanya"yaudah iya,bentar ambil masker dulu"ujar eliya dan berjalan naik keatas kamarnya.

Skip》

Eliya sudah ada di dalam mobil bersama dengan yeonjun berhubung hujan makanya mereka menggunakan mobil keluarga eliya.

Tidak ada acara berbicara antara mereka berdua eliya hanya memainkan ponselnya saja.

"Samuel siapa nya lu?"tanya yeonjun tiba tiba.

"Sahabat gua"

"Sejak kapan?"

"Masih ingusan"

Yeonjun diam dan kembali suasana menjadi hening.

"Jangan di buka"

Tangan eliya terhenti mendengar suarah yeonjun yang menyuruhnya jangan membuka kaca mobil.

"Hujan"ujar yeonjun lagi.

Dan eliya hanya mengangguk tidak jadi membuka kaca jendela tersebut.

Akhirnya mereka pun sampai di caffe cafino tersebut caffe tempat ngumpul kakanya dengan gengnya kakanya.

"Gua ikut?"tanya yeonjun.

"Terserah lu"sahut eliya.

Yeonjun menyandarkan kepalanya"lu aja gua mau didalam sini"ujar yeonjun dan eliya menatap yeonjun sebentar dan ia keluar dari mobil tanpa menggunakan payung.

Skip》

Eliya langsung masuk kedalam cafe tersebut dengan keadaan bajunya yang separuh basah.

Yeonjun memakirkan mobilnya cukup jauh dan harus menyebrang jalan.

[Bully || Dream]|End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang